Maksimalkan Reveneu dengan Upselling

by | Sep 19, 2022 | Blog, Strategi

Setiap bisnis pasti menginginkan peningkatan revenue setiap tahunnya, dari waktu ke waktu. Dibutuhkan sebuah strategi marketing yang ampuh untuk mewujudkan hal tersebut tentunya. Upselling bisa menjadi salah satu pilihan strategi marketing yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan revenue bisnis Anda. Bisa dibilang upselling merupakan sebuah strategi yang cukup sederhana, namun jika direncanakan dengan matang dan dieksekusi dengan baik maka dampaknya pun cukup kuat.

Berbeda dengan cross selling yang menggunakan teknik yaitu menawarkan produk yang saling berkaitan ke konsumen, upselling biasanya melibatkan menjual versi lebih baik dari apa yang sudah dibeli dengan menaikkan harga penjualan. Jika Anda mempunyai bisnis dengan skala kecil atau medium dan ingin mengoptimalkan sumber daya untuk pertumbuhan bisnis Anda, upselling bisa menjadi strategi yang tepat untuk mendorong pertumbuhan tersebut dan pada akhirnya dapat meningkatkan revenue perusahaan Anda. Bagaimana upselling dapat memaksimalkan revenue bisnis Anda? Cari jawabannya di sini, ya.

Apa itu Strategi Upselling?

Strategi upselling adalah sebuah strategi penjualan, yaitu teknik yang bertujuan untuk mempersuasi konsumen agar membeli produk yang lebih mahal, lebih upgrade, atau versi lebih premium dari item yang sudah dipilih atau tambahan item lain dalam rangka membuat penjualan yang lebih besar. Upselling sering mengaryakan charts ke produk yang lebih high-end di pasar ke kosumen.

Menawarkan versi lain atau model lain yang lebih bagus akan memenuhi kebutuhan konsumen dan membantu pembeli merasa lebih puas dengan belanjaan mereka. Perusahaan-perusahaan yang punya kelebihan di upselling biasanya lebih efektif dalam membantu konsumen untuk memvisualisasikan value yang akan mereka dapatkan dengan membeli item yang lebih mahal.

Keuntungan Upselling

Ketika menerapkan strategi upselling, tentu hasilnya tidak akan instan. Dan, dengan menggunakan teknik upselling bukan berarti penjualan akan meningkat secara langsung. Sebaiknya, tidak berekspektasi penuh terhadap dampak penjualan tetapi ketika mengaplikasikan upselling lebih baik menanamkan motivasi yaitu untuk memberikan konsumen pengalaman berbelanja yang lebih baik. Berikut beberapa keuntungan dari strategi upselling:

  • Meningkatkan CLV (Customer Lifetime Value), menaikkan profitabilitas sebagai timbal baliknya
  • Membantu Anda memberikan layanan yang lebih personal, meningkatkan hubungan dengan konsumen
  • Menarik lebih banyak konsumen premium
  • Secara tidak langsung meningkatkan revenue perusahaan
  • Mengoptimalkan value dari setiap penjualan
  • Menawarkan solusi komplit dan meningkatkan retensi konsumen
  • Meningkatkan layanan konsumen
  • Memperluas pilihan produk dan jasa

Cara Kerja Upselling

Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk menerapkan teknik upselling pada bisnis perusahaan Anda. Berikut beberapa cara yang bisa Anda pilih untuk diterapkan, bergantung pada apa penawaran Anda:

  • Menawarkan diskon. Menyediakan diskon khusus untuk produk premium ketika konsumen membeli produk yang punya harga lebih rendah.
  • Memberikan batas waktu untuk penawaran khusus. Memberikan diskon untuk produk premium dalam penawaran dengan waktu terbatas. Dengan sebuah perasaan terdesak karena waktu yang terbatas, maka hal tersebut dapat memotivasi konsumen untuk membeli produk yang lebih premium.
  • Menjadikannya sebagai item tambahan (Add-ons). Menawarkan bundling item add-ons ke produk atau jasa Anda. Namun, Anda harus memastikan bahwa item yang dimasukkan ke dalam add-ons menambah value untuk produk atau jasa utama.
  • Menciptakan tekanan sosial. Pernahkah Anda mengobservasi ketika menggunakan website atau e-commerce untuk membeli sebuah produk atau menambahkan produk ke keranjang belanja Anda lalu Anda mendapatkan pesan muncul seperti “people who bought this item also bought these.” Hal tersebut yang dinamakan menciptakan tekanan sosial atau FOMO (fear of missing out).

Kapan Sebaiknya Upselling Dilakukan?

Ketika hampir semua orang familiar dengan pre-sale upselling, sebenarnya kesempatan-kesempatan untuk melakukan upselling ada di setiap tahap siklus hidup konsumen.

  • Upselling Sebelum hingga Awal Penjualan

Baik ketika prosesnya online ataupun berhadapan langsung, upselling yang sukses dimulai dari momen ketika konsumen memasuki toko Anda. Gunakanlah halaman produk untuk produk yang lebih murah atau dasar untuk merekomendasikan versi premium atau versi lebih bagusnya menggunakan chart perbandingan. Dapatkan perhatian konsumen dan lakukan interaksi dengan menempatkan produk upselling tepat di samping produk yang dasar.

  • Upselling Ketika Melakukan Transaksi Pembelian

Gunakanlah waktu transaksi pembelian untuk menginformasikan kepada para pembeli mengenai penawaran yang meningkatkan pembelian mereka; termasuk besaran diskon, opsi personalisasi, pengiriman yang cepat, gift-wrapping, atau layanan proteksi.

  • Upselling Setelah Pembelian

Upselling setelah pembelian memfasilitasi konsumen untuk menambah upgrade ke pembelian mereka. Ini terutama efektif untuk software atau aset digital, di mana akan mudah untuk menambah fitur atau fungsionalitas. Jika Anda upselling produk fisik, salah satu cara upselling setelah transaksi yaitu dengan menawarkan konsumen sebuah garansi produk atau premium support untuk belanjaan mereka. Khusus untuk layanan berupa penggaransian produk, Sidig merupakan salah satu software aplikasi yang direkomendasikan.

Bagaimana Mengukur dan Menilai Upselling?

Laju konversi upselling melacak angka penjualan yang dilakukan oleh konsumen di atas dan melampaui produk awal yang mereka pilih untuk dibeli. Upselling bisa dikatakan berhasil jika ada selisih jumlah pendapatan atau nominal kecil persentase antara 10%-20%.

Daftar di bawah adalah beberapa cara paling umum dan populer untuk mengukur dan menilai seberapa baik program upselling bekerja untuk bisnis Anda:

  • Volume penjualan rata-rata untuk setiap konsumen naik, diukur dengan rupiah atau unit; volume penjualan adalah satu cara untuk menilai jika upselling sudah terjadi.
  • Luas penjualan melebar, diukur dengan jumlah produk atau jasa untuk setiap individual.
  • Atrisi konsumen menurun, terkadang atrisi yang lebih tinggi dari laju normal dapat berarti bahwa upselling yang diusahakan tidak efektif. Meskipun begitu, atrisi konsumen yang tinggi dapat juga dikarenakan oleh faktor lain.

Free Demo Sidig

Konsultasikan dan coba solusi manajemen garansi dari Sidig untuk pengalaman pelanggan yang lebih baik

Join Our Newsletter

Dapatkan Insight dan Update Terbaru Seputar Manajemen Pelanggan

 

Follow Us

Konsultasikan langsung kebutuhan Anda dengan Sales Representative kami!

 

WeCreativez WhatsApp Support
Kontak kami melalui Whatsapp
👋 Halo,ada yang bisa kami bantu?