Saat mendengar Amazon, pasti yang terbayangkan adalah sebuah perusahaan e-commerce besar. Perusahaan multinasional asal Amerika ini berbasis teknologi dan berfokus pada e-commerce, cloud computing, digital streaming, dan artificial intelligence. Amazon menjadi salah satu perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia dan menjadi salah satu brand bernilai tinggi di antara para kompetitornya seperti Alibaba, Oracle, Microsoft, Google, dan sebagainya.
Banyak yang bisa dipelajari dari cerita sukses Amazon, salah satunya yaitu tentang strategi distribusi Amazon. Penasaran, kan, pasti kira-kira strategi distribusi Amazon seperti apa hingga bisa sesukses itu. Mari kita bahas lebih lanjut strategi distribusi Amazon, siapa tahu Anda bisa mengadaptasinya untuk bisnis Anda. Simak artikel ini sampai habis, ya.
Table of Contents
Tentang Amazon
Yuk, sedikit lebih mengenal sejarah berdirinya Amazon. Pada tahun 1994, Jeff Bezos membuat Amazon di garasinya dengan nama awal Cadabra. Tahun 1995 bisnisnya mulai beroperasi sebagai toko buku online dan lalu kemudian dari Cadabra berganti nama menjadi Amazon yang terinspirasi dari sungai Amazon dan mempunyai moto “get big fast.” Perusahaan garapan Jeff Bezos ini bermarkas besar di Seattle, Washington.
Sekarang Amazon sudah sangat berkembang pesat dan memperluas bisnisnya ke beberapa industri; termasuk grocery, fashion, dan sudah membuka pergudangan yang sangat besar di seluruh negara. Dikenal sebagai ritel online terbesar di dunia dan penyedia cloud service terkemuka, Anda bisa mengunjunginya di Amazon.com.
Perusahaan ini menjadi sebuah perusahaan yang menjalankan bisnis berbasis teknologi dan internet, berfokus pada penyedia layanan e-commerce, cloud computing, digital streaming, dan layanan artificial intelligence (AI). Bisa dibilang Amazon adalah perusahaan ikonik electronic commerce (e-commerce).
Layanan Amazon
Amazon menawarkan layanan jasa dan produk yang sangat luas di beberapa area seperti retail, technology consumer, subscription service, digital content, Amazon Web Service (AWS), Amazon AI services, dan Amazon privately owned brands. Detailnya adalah sebagai berikut:
- Retail
Amazon Marketplace, Amazon Fresh, Amazon Vine, Woot, Zappos, Merch by Amazon, dan Amazon Handmade.
- Consumer Technology
Amazon Kindle, Amazon Fire tablet, Amazon Fire TV, Amazon Alexa, Amazon Echo, Amazon Echo Dot, Amazon Echo Show, dan Amazon Astro.
- Subscription Service
Amazon Prime, Amazon Prime Video, Amazon Drive, Twitch Prime, dan Amazon Music Prime.
- Digital Content
Amazon Pay, Amazon Music Unlimited, Kindle Store, dan Amazon Appstore for Android.
- Amazon Web Service (AWS)
S3, Amazon Simple Queue Service (SQS), Amazon EC2, Amazon S3 Glacier, AWS Identity dan Access Management (IAM), dan Amazon Redshift.
- Amazon AI Services
Amazon SageMaker, Amazon Lex, Amazon Polly, Amazon Rekognition, AWS DeepLens, Alexa Voice Service, Amazon Transcribe, Amazon Translate, dan Alexa Skills Kit.
- Amazon Privately Owned Brands
AmazonBasics, Amazon Elements, Mama Bear, Presto!, Amazon Essentials, Happy Belly, dan Goodthreads.
Anak Perusahaan Amazon
Mulai dari bidang kesehatan hingga hiburan, Amazon sudah menjadi perusahaan multipel yang menjalankan bisnisnya di berbagai sektor dari waktu ke waktu. Berikut daftar jajaran akuisisi dan anak perusahaan Amazon:
- IMDb
IMDb diakuisisi oleh Amazon di tahun 1998 dan merupakan database paling populer di seluruh dunia untuk perfileman, TV, selebriti, video game, dan streaming online content.
- Audible
Audible diakuisisi oleh Amazon tahun 2008 dan merupakan penyedia buku dan konten spoken audio.
- Zappos
Amazon mengakuisisi ritel sepatu dan pakaian online ini di tahun 2009.
- Twitch
Twitch dibeli oleh Amazon pada tahun 2014. Twitch adalah platform streaming media sosial dan video game.
- Whole Foods
Amazon mengakuisisi toko bahan pangan organik, makanan, dan minuman ini pada tahun 2017.
- Ring
Amazon mengambil alih perusahaan smart home dan home security ini di tahun 2018.
- Zoox
Perusahaan kendaraan otonom, robotik, dan transportasi ini diakuisisi sepenuhnya dengan kepemilikan sebagai anak perusahaan oleh Amazon di tahun 2020.
- Metro-Goldwyn-Mayer
Amazon mengakuisisi studio filem dan TV ini pada tahun ini yaitu pada Maret 2022.
Strategi Sistem Distribusi Amazon
Model bisnis Amazon mengikuti strategi distribusi baik B2C dan juga B2B. Platform e-commerce Amazon berhadapan langsung dengan konsumen, menyediakan jutaan produk untuk milyaran pengguna di seluruh dunia. Platform e-commerce Amazon juga digunakan oleh bisnis-bisnis lain yang disebut sebagai toko pihak ketiga untuk menjual produk mereka sendiri di Amazon.
Model Distribusi Hybrid Amazon
- Pihak Pertama E-commerce Amazon
E-commerce milik Amazon adalah sebuah bisnis B2C, yang menargetkan milyaran konsumen di seluruh dunia. E-commerce B2C bekerja untuk mendapatkan angka. Singkatnya, e-commerce B2C mempunyai margin profit yang ketat dalam jangka pendek, yang digunakan kembali oleh Amazon untuk membesarkan operasionalnya. Bisnis ini berotasi pada variasi produknya yang luas, harga rendah, dan pengiriman yang sangat cepat. Puncaknya, setelah beberapa tahun, Amazon akhirnya sudah menambahkan Prime untuk memfasilitasi konsumen dengan pengiriman gratis.
- Platform Pihak Ketiga Amazon
Platform pihak ketiga milik Amazon adalah bagian dari e-commerce yang menaungi penjual-penjual lainnya. Platform pihak ketiga ini memfasilitasi mereka untuk menjual produknya di Amazon. Bisnis ini melingkupi ekosistem bisnis yang bergabung dengan platform Amazon untuk menguatkan bisnis penjualan mereka. Penjual pihak ketiga dapat memilih untuk menjual di Amazon dan mengurus fulfillment (Fulfillment by Amazon).
Dalam hal ini, Amazon hanya akan memotong sedikit dari revenue sebagai biaya distribusi. Atau, mereka bisa memutuskan untuk meningkatkan inventaris Amazon. Dalam hal ini, penjual tidak harus menyimpan inventaris apapun, yang mana akan dikirimkan secara langsung ke Amazon dan Amazon yang akan mengurus fulfillment-nya. Penjual hanya akan mengambil sedikit potongan dari keseluruhan revenue karena Amazon yang akan mengurus baik inventaris, distribusi, dan juga fulfillment.
Belajar dari Amazon, sangatlah penting untuk mempunyai strategi sistem distribusi sehingga bisnis berjalan dengan baik dan lancar, sekaligus dapat juga meningkatkan revenue perusahaan. Untuk solusi urusan distribusi pada bisnis Anda, serahkan saja ke Sidig.
Yuk, segera jadwalkan live demo bersama Sidig.