Salah satu pihak yang sangat menentukan keberlangsungan bisnis sebuah perusahaan tidak lain adalah konsumen. Konsumen menjadi faktor penentu yang sangat krusial untuk mencapai keberhasilan sebuah bisnis.
Oleh karena itu, penting untuk membangun loyalitas konsumen. Seorang konsumen yang loyal terhadap sebuah brand akan terus melakukan pembelian berulang di tempat yang sama karena produk brand tersebut sudah mendapat kepercayaan dari konsumen tersebut. Selain itu, seorang konsumen yang loyal juga bisa mendatangkan konsumen baru karena dia memberi pengaruh kepada konsumen lain untuk melakukan pembelian produk di brand yang sama. Kepercayaan konsumen kepada sebuah brand menjadi berharga dan sangat berpengaruh untuk jangka waktu yang panjang.
Apa itu Loyalty Program?
Loyalty program konsumen merupakan sebuah program reward yang diberikan kepada konsumen dalam rangka menaikkan loyalitas konsumen terhadap brand sehingga dapat mengkonversi konsumen tersebut menjadi pelanggan atau kustomer loyal sebuah brand. Dengan mempunyai konsumen yang loyal terhadap brand, maka keberlangsungan brand pun terjaga dan tentu memberikan keuntungan brand dalam jangka panjang.
Loyalty program ini dibuat oleh perusahaan dalam rangka membangun relasi dengan konsumen. Strategi ini merupakan salah satu upaya perusahaan dalam menarik hati konsumen dan mempertahankannya untuk waktu yang lama sehingga konsumen setia terhadap brand dan terus melakukan pembelian berulang produk brand tersebut. Selain itu, ini juga merupakan sebuah strategi perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik sehingga tercipta win-win solution baik bagi pemilik bisnis maupun kustomernya.
Banyak perusahaan di Indonesia di beragam sektor industri yang juga sudah menerapkan strategi marketing ini dalam menjalankan bisnisnya seperti salon kecantikan, coffeeshop, toko kecantikan, clothing, dan sebagainya.
Perbedaan Loyalty Program dengan CRM
CRM dan loyalty program merupakan dua strategi yang berbeda dan mempunyai teknis pelaksanaan serta tujuan yang berbeda pula. CRM atau Customer Relationship Management adalah sebuah sistem yang membantu mengumpulkan, menyusun, dan mengelola informasi konsumen. Sedangkan loyalty program adalah sebuah sistem reward terstruktur yang diberikan ke konsumen, biasanya akan bertimbal balik dengan perilaku keinginan konsumen untuk berbelanja dengan tujuan meningkatkan loyalitas konsumen dan mengumpulkan data konsumen.
Perbedaan mereka mengakar dari ekspektasi hubungan antara brand dan konsumen. Ketika brand meminta konsumen untuk ikut loyalty program mereka, brand meminta mereka lebih dan konsumen pun berekspektasi lebih sebagai timbal balik. Sebaliknya, ketika brand meminta konsumen untuk mendaftar CRM, mereka meminta alamat email dan konsumen mendapat aliran promosi non-exclusive sebagai gantinya. Jadi dalam membangun relasi antara brand dan konsumen, implikasi dari komitmen loyalitas lebih kuat hasil atau dampaknya.
Benefit dari Loyalty Program
Loyalty program dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat dengan kustomer dengan memberikan reward karena membeli produk dan berinteraksi dengan perusahaan. Beberapa keuntungan dari mengadakan loyalty program yaitu:
Menaikkan retensi konsumen
Mendorong pembelian berulang
Menaikkan customer lifetime value
Menaikkan kepuasan pelanggan
Memberi pembeda dari kompetitor
Menaikkan revenue
Jenis Loyalty Program
Ada cukup banyak jenis loyalty program yang bisa diadaptasi untuk diimplementasikan di bisnis Anda. Dari beberapa berikut mungkin Anda juga sudah familiar dengan penerapan dan pelaksanaannya karena seperti sistem poin sudah umum digunakan oleh berbagai macam bisnis untuk pengadaan program reward.
Program poin
Program tingkatan membership
Program menyelesaikan misi
Program belanja sejumlah uang tertentu
Program berbasis game
Program freebies
Program berlangganan
Program komunitas
Program referral
Program berbayar
Program cashback
Contoh Loyalty Program
Setelah mengetahui berbagai macam jenis loyalty program mari kita lihat beberapa contoh loyalty program yang sudah diaplikasikan di banyak perusahaan di berbagai sektor bisnis dan insdustri. Berbagai bisnis di Indonesia dari skala kecil hingga besar juga sudah banyak menerapkan strategi pelaksanaan program reward.
Honda Loyalty Program
Brand besar di bidang manufaktur, perakitan, dan distributor otomotif seperti Honda menerapkan beberapa program loyalitas sekaligus. Terkadang setiap cabang toko di setiap kota juga mempunyai loyalty program masing-masing. Yang umum diberikan adalah diskon pembelian unit baik motor atau mobil. Namun biasanya disesuaikan dengan model atau event tertentu. Dengan membeli unit tertentu yang artinya konsumen membelanjakan sejumlah uang tertentu, konsumen sudah termasuk mengikuti loyalty program Honda dan akan mendapatkan diskon harga spesial. Selain itu, mereka juga pasti memberikan freebies untuk pembelian unit seperti jaket Honda, helm Honda, maupun beberapa aksesoris atau merchandise Honda lainnya.
Toyota Loyalty Program
Selain Honda, ada juga brand besar di bidang sejenis yaitu Toyota. Setiap cabang Toyota di berbeda kota juga banyak yang menerapkan jenis program loyalitas yang berbeda untuk konsumen setiap kali mereka melakukan pembelian unit. Jenis loyalty program juga bergantung pada jenis unit dan event. Selain program loyalitas berupa diskon harga, pada event tertentu Toyota juga seringkali memberikan cashback kepada konsumen yang membeli unit dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Ace Hardware Loyalty Program
Ace Hardware merupakan perusahaan ritel produk perabot rumah tangga dan perkakas asal Amerika. Dalam rangka meningkatkan loyalitas kustomer, Ace Hardware mengadakan program membership sekaligus juga sistem poin bagi pelanggan mereka. Banyak keuntungan yang didapatkan member eksklusif Ace Hardware, seperti penawaran harga spesial untuk pembelian produk, penawaran istimewa di bulan ulang tahun, free ongkir, dan masih banyak lagi. Untuk sistem poin, setiap belanja Rp 100.000 akan mendapat 1 poin senilai Rp 2.500. Poin dapat dikumpulkan untuk melakukan pembelanjaan maupun ditukar dengan produk pilihan yang lebih hemat.
Mengapa Bisnis Perlu Loyalty Program?
Sama halnya dengan hubungan personal, hubungan dengan kustomer juga akan sukses jika kedua belah pihak yaitu konsumen dan perusahaan merasakan bahwa mereka sama-sama mendapatkan manfaat positif dari hubungan mereka. Konsumen memberi perusahaan dukungan ketika mereka membeli produk dan sebagai gantinya, reward loyalitas seperti diskon atau freebies mengafirmasi bahwa mereka menerima sesuatu sebagai timbal baliknya.
Beberapa alasan sebuah bisnis memerlukan loyalty program untuk konsumen yaitu karena konsumen baru cenderung tidak stabil, untuk menjaga dan mempertahankan pelanggan lama, dan menguatkan hubungan dengan konsumen baru maupun pelanggan lama. Penting bagi perusahaan untuk menaikkan engagement konsumen dan menjaga hubungan yang baik dan saling menguntungkan dengan kustomer. Strategi marketing loyalty program ini merupakan strategi paling efektif untuk mewujudkannya.
Membuat Loyalty Program Campaign
Untuk membuat loyalty program campaign tentu tidak dilakukan dengan sembarangan atau hanya asal-asalan saja. Jika strategi marketing loyalty program dirancang dengan baik dan pada pelaksanaannya bekerja dengan baik dan sesuai rencana, hasilnya sangatlah besar dan membantu keberlangsungan perusahaan untuk waktu yang lama.
Loyalty program campaign harus direncanakan dan dirancang secara matang. Persiapan yang dilakukan haruslah benar-benar matang dan kuat. Efek menguntungkan jangka panjang dari loyalty program campaign merupakan tujuan dari pengadaannya oleh sebuah bisnis. Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam membuat sebuah loyalty program untuk konsumen.
1. Pelajari Konsumen Anda
Carilah jawaban dari beberapa pertanyaan seperti berapa banyak konsumen Anda berbelanja dalam setahun, tipe produk apa yang mereka sering beli, berapa lama mereka sudah menjadi konsumen produk Anda, apakah memungkinkan Anda menjual produk baru ke mereka, berapa banyak keuntungan yang Anda dapat dari setiap pembelian mereka, seberapa puas mereka terhadap produk, bagaimana Anda dapat meningkatkan hubungan bisnis dengan konsumen. Lakukan riset secara detail. Semakin detail Anda mempelajari konsumen Anda, maka semakin akurat data dan semakin mudah untuk menentukan langkah pembuatan program loyalitas tentunya.
2. Persiapkan Loyalty Program dengan Baik
Sebelum launching, perlu untuk menilai dan mengevaluasi level terkini dari kepuasan konsumen melaui teknis seperti survei, interview, dan memonitor komen konsumen. Lalu identifikasi karyawan yang pandai menjual ke konsumen dan yang bisa ikut mensukseskan program ini. Kemudian jenis dan teknis pelaksanaan juga perlu dipersiapkan dengan matang oleh perusahaan.
3. Tentukan Tujuan dan Ukur Performa dengan CRM
Tentukan tujuan program dari awal. Misalnya jika kustomer Anda membeli rata-rata tiga kali dalam setahun, atur tujuan 3.3 kali per tahun. Cara ini akan menaikkan sales sekitar 10% dengan sedikit pengeluaran tambahan. Gunakan software CRM untuk mengelola program ini.
4. Atur Budget
Atur budget untuk mengelola retensi konsumen dan pisahkan dengan pengembangan konsumen baru. Diskusikan detail rata-rata kegiatan industri Anda, jika Anda mencari pertumbuhan yang di atas rata-rata, naikkan budget Anda secara bersamaan.
5. Tentukan Konsumen yang Ditargetkan
Kategorikan konsumen Anda misalnya A, B, C sesuai evaluasi kriteria yang diadaptasi ke kebutukan dan objektif Anda seperti volume pembelian, kemampuan lebih untuk membeli produk, kecepatan pembayaran, profitabilitas konsumen, dan kumulatif loyalitas.
6. Pilih Taktik yang Akan Mendorong Loyalitas Konsumen
Pilih taktik menaikkan loyalitas yang tidak hanya berkaitan dengan pembelian konsumen, tetapi juga kualitas hubungan bisnis Anda misalnya kunjungan bulanan dari perwakilan sales, servis garansi premium 24/7, diskon tambahan ketika membeli banyak, dll.
Platform untuk Menjalankan Loyalty Program
Loyalty program merupakan sebuah strategi marketing yang bisa juga dikemas menjadi sebuah layanan untuk konsumen yang akan menjadi win-win solution bagi kedua belah pihak, konsumen dan perusahaan. Program reward untuk konsumen dapat memupuk relasi dengan konsumen sekaligus menaikkan engagement yang memberikan dampak positif bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan terus berkembangnya teknologi saat ini, program loyalitas semakin dapat terwujud dengan keberadaan teknologi. Banyak jenis program loyalitas yang dapat dilakukan menggunakan sistem digital berbasis aplikasi. Dengan penggunaan aplikasi loyalty program, perusahaan dapat memonitor dan memantau pelaksanaannya dengan lebih baik dan lancar.
Sudah banyak software yang dikembangkan guna memenuhi tuntutan bisnis dalam melaksanakan loyalty program untuk memperbaiki dan menaikkan engagement dan relasi dengan konsumen. Loyalty program SAAS (Software as a Service) berperan untuk menyediakan sebuah sistem pengaturan loyalty program yang terdigitalisasi. Tentu pelaksanaannya akan semakin praktis dan mudah. Jika pelaksanaan efektif, dampak positifnya juga akan berpengaruh terhadap kenaikan revenue perusahaan.
Selain menggunakan aplikasi, loyalty program juga bisa dilaksanakan melalu website perusahaan. Melalui website sistem program reward juga terdigitalisasi dan menjadi efisien. Misalnya saja pendaftaran member bisa dilakukan melalui website atau bisa juga membuat akun di website untuk mengumpulkan poin di setiap transaksi melalui website resmi sebuah brand.
Permasalahan yang terjadi seperti rendahnya engagement dan loyalitas konsumen dapat di mitigasi dengan strategi program loyalitas pelanggan. Untuk perusahaan atau bisnis di bidang ritel atau manufaktur mesin, perkakas, alat elektronik, peralatan rumah tangga, dll; layanan purna jual bisa juga menjadi strategi utama sebagai bagian dari loyalty program yang dibuat. Aplikasi berbasis software dapat menjadi solusi cerdas untuk menjadi tool pengadaannya. Sidig menjadi software aplikasi purna jual yang direkomendasikan.
Digitalisasi layanan purna jual mampu memberi benefit dan kemudahan untuk pelanggan dan akan menjadi salah satu kunci loyalitas pelanggan terhadap brand. Sidig adalah aplikasi all-in-one yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan layanan purna jual pelanggan (customer retention) dan pengelolaan garansi produk. Banyak fitur di aplikasi Sidig yang akan membantu kelancaran Anda dalam meningkatkan engagement konsumen seperti aktivasi garansi, penyediaan informasi produk, loyalty program, klaim garansi, service center, dll. Sidig juga membantu Anda untuk mendapatkan data yang insightful dari segi principal, distributor, seller, dan juga kustomer.
Kesimpulan
Untuk keberlangsungan perusahaan dan menaikkan revenue perusahaan, perlu adanya strategi untuk meningkatkan relasi dengan konsumen sekaligus menaikkan engagement sehingga perusahaan dapat menuai dampak positifnya dalam jangka panjang. Salah satu strategi marketing untuk meningkatkan hubungan dan loyalitas konsumen adalah dengan loyalty program.
Keberadaan teknologi menjadi solusi dan jawaban atas tantangan pengadaan program loyalitas ini. Sudah banyak brand yang menggunakan aplikasi berbasis software untuk keperluan bisnisnya khususnya untuk melaksanakan program reward bagi konsumen.
Untuk memilih jenis program loyalitas tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Pastikan persiapan bagus dan matang sebelum launching program loyalitas untuk konsumen dan pilih langkah-langkah yang tepat demi kesuksesan program loyalitas dan keefektifannya terjaga.
Jika Anda mempunyai bisnis dan ingin menerapkan sistem purna jual dan pengelolaan garansi, Sidig menjadi pilihan tepat untuk membantu kelancaran program loyalitas bisnis Anda. Pelajari selengkapnya di laman resmi dengan klik di sini.
Setiap bisnis pasti mempunyai tantangannya masing-masing, tidak mungkin semua bisnis berjalan lancar tanpa ada hambatan-hambatan selama berjalan. Namun, tantangan-tantangan bisnis tersebut justru menjadi sebuah sarana untuk semakin menguatkan sistem manajemen bisnis Anda, dan membuat perusahaan bergerak untuk mencari solusi dan menyiapkan beragam langkah mitigasi untuk menyelesaikan permasalahan bisnis perusahaan.
Salah satu bagian penting dari kegiatan ekonomi yaitu aktivitas distribusi. Distribusi adalah proses yang memungkinkan produk atau jasa dari produsen bisa sampai dan diterima oleh konsumen. Tentu dalam proses distribusi itu sendiri, terdapat juga beragam masalah distribusi yang dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan harus mencari solusi dengan cepat dalam menghadapi masalah distribusi yang terjadi. Akibat dari munculnya masalah distribusi yaitu kerugian perusahaan karena produk tidak sampai ke konsumen sehingga dapat memangkas revenue perusahaan.
Ada 9 masalah distribusi yang akan dipaparkan dalam artikel ini dan tentu akan dibahas juga solusinya. Untuk mempelajari masalah distribusi beserta penyelesaian masalahnya, simak artikel ini sampai habis, ya.
Permasalahan yang Sering Terjadi dalam Proses Distribusi Produk dan Solusinya
1. Customer Service
Dari pertama kali kontak dengan sales perwakilan, perusahaan sudah mengumpulkan informasi penting terkait preferensi konsumen tentang produk, riwayat transaksi, dan komunikasi follow-up. Perusahaan juga mungkin melacak ulasan konsumen, komplain, dan pengembalian produk.
Data konsumen yang diterima operasional sangatlah banyak jumlahnya. Jika perusahaan tidak bersiap untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi, akan menjadi sulit untuk mengelola inventaris untuk mencukupi permintaan konsumen.
Solusi untuk permasalahan ini adalah aplikasi CRM yang dapat membantu perusahaan untuk mengelola sejumlah besar data dan menganalisanya. Salah satu rekomendasi aplikasi CRM adalah Sidig dengan berbagai macam fitur yang terintegrasi sehingga dapat melancarkan proses distribusi produk Anda.
2. Pelacakan Inventaris
Karyawan mungkin menempatkan box jauh di belakang ketika barang yang lebih baru di tempatkan di depannya. Pengiriman menjadi kacau di warehouse karena barang tercampur dan kurang terorganisir dengan baik. Tanpa pelacakan inventaris yang efektif, perusahaan menjadi tidak tahu berapa banyak produk yang tersedia di setiap lokasi warehouse. Jika pekerja gagal mencatat inventaris atau menempatkannya di lokasi yang tepat, manajer bisa saja mengira stok produk habis. Dengan begitu konsumen akhirnya akan memesan di perusahaan kompetitor.
Anda bisa menggunakan sistem manajemen inventaris supaya operator warehouse tahu di mana letak dan keberadaan setiap produk. Sistem ini termasuk penggunaan barcode dan scanner untuk memindai informasi produk ketika pengiriman datang dan produk ditempatkan di rak.
3. Lonjakan E-commerce
Lonjakan e-commerce B2B dan B2C sudah mempengaruhi industri B2B, menuntut distributor untuk mengevaluasi ulang strategi bisnis mereka dan mempertimbangkan untuk menyertakan e-commerce ke channel mereka.
Beberapa sudah secara reaktif mengikutsertakan pilihan e-commerce ini ke channel mereka, memperbaiki tampilan bisnis menjadi lebih menarik dan ramah. Langkah ini menciptakan sebuah kesempatan untuk organisasi-organisasi yang sudah mendesain ulang ruang online mereka dan menyertakan solusi e-commerce ke platform mereka yang tampak menarik untuk pembeli.
4. Ritel Menuntut Kondisi yang Lebih Baik
Ritel skala besar sudah memperluas penawaran produk mereka dan layanan pengiriman, membebankan penalti pada distributor yang terlambat pengirimannya dan tidak bisa memenuhi permintaan barang karena kehabisan stok. Distributor grosir mungkin juga kena denda karena memberikan informasi produk yang tidak akurat. Oleh karena itu, banyak perusahaan sudah berinvestasi pada peningkatan teknologi yang digunakan dan pelatihan tambahan untuk karyawan dalam rangka memenuhi standar operasional yang baru.
5. Manufaktur Menjual Langsung ke Toko
Dalam rangka menghadapi kenaikan permintaan mengenai harga yang lebih terjangkau dan waktu pengiriman dari toko, banyak manufaktur yang tidak menggunakan distributor melainkan langsung menjual produk ke ritel besar. Hal ini dapat diatasi dengan menciptakan sistem distribusi yang terautomasi sehingga tidak ada keterlambatan pengiriman dan permasalahan lainnya. Solusi lainnya adalah menciptakan sistem penggabungan sehingga muncul sistem distribusi nasional.
6. Informasi Tidak Real-Time
Manajemen distribusi atau manajemen inventaris sangat penting untuk bisnis pembuatan produk dan pendistribusian barang jadi. Detail informasi mengenai waktu pengiriman, ketersediaan barang di gudang, jumlah barang yang dikirim, dan sebagainya sangat penting untuk diinformasikan secara real-time ke divisi atau karyawan penanggung jawab.
Era teknologi menjawab tantangan ini karena banyak software aplikasi untuk manajemen distribusi dan manajemen inventaris yang terintegrasi yang dapat melakukan berbagai tanggung jawab seperti yang disebutkan, khususnya pendataan dan penyampaian informasi secara real-time.
7. Transportasi Pengiriman
Dalam pelaksanaan kegiatan distribusi, masalah transportasi pengiriman bisa dibilang adalah masalah umum yang sering terjadi. Kesulitan dalam mengukur efisiensi transportasi yang digunakan untuk pengiriman barang menjadi tantangan lumrah yang sering dihadapi distributor. Untuk mengatasinya, dibutuhkan sebuah sistem untuk mengatur transportasi atau manajemen transportasi. Sistem pengelolaan transportasi akan sangat membantu kelancaran proses pengiriman sehingga dapat menghindarkan dari keterlambatan pengiriman barang ke konsumen.
8. Data Stok Tidak Akurat
Permasalahan informasi stok yang tidak akurat menjadi salah satu permasalahan terbesar dalam kegiatan distribusi. Data persediaan stok seharusnya terus diperbarui setiap hari supaya menjaga keakuratannya. Jika tidak hati-hati dan teliti, bisa saja terjadi selisih barang dan tentu menimbulkan permasalahan yang besar. Sistem manual sangat rawan dengan permasalahan seperti ini misalnya kesalahan ketik atau bisa saja terjadi kecurangan. Hal ini akan berimbas pada kerugian perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memanfaatkan software aplikasi distribution management system (DMS) sehingga informasi lebih akurat dan terjamin tanpa rekayasa.
9. Kesulitan Mengontrol Promosi
Permasalahan terakhir yang bisa terjadi dalam proses distribusi produk adalah adanya kesulitan untuk mengatur diskon dan promosi di lapangan. Biasanya industri distribusi punya tarif yang beragam sesuai kebutuhan klien. Ada klien yang masih baru, namun ada juga klien yang sudah menjadi pelanggan tetap. Sehingga, skema promosi dan diskon harus dipikirkan juga secara matang. Misalnya untuk pelanggan lama, tentu distributor sebaiknya membuat strategi promosi atau potongan harga.
Jika tugas ini dilakukan secara manual dengan jumlah klien ratusan, maka akan sangat melelahkan dan bisa juga terjadi eror. Di sinilah fitur yang terdapat dalam aplikasi distribusi berperan penting untuk mengkonfigurasikan promosi yang fleksibel secara mudah.
Dari segala permasalahan distribusi yang mungkin terjadi dan menjadi kendala kegiatan distribusi bisnis Anda, dapat disimpulkan bahwa keberadaan distribution management system (DMS) atau sistem manajemen distribusi sangatlah penting dan menjadi solusi tepat proses distribusi produk bisnis Anda. Software aplikasi DMS yang dapat terintegrasi dengan berbagai macam layanan akan sangat membantu dan memudahkan prosesnya seperti untuk urusan manajemen aset dan inventaris bahkan layanan purna jual. Sidig menawarkan solusi cerdas dengan berbagai macam fitur yang mendukung kelancaran distribusi seperti invoicing, data pembelian, alokasi produk, invite store, dll. Pelajari tentang Sidig selengkapnya di https://sidig.id/
Distribusi adalah salah satu aktivitas ekonomi yang krusial untuk kelancaran proses penjualan produk atau jasa perusahaan Anda. Distributor bertanggung jawab untuk menyalurkan barang atau jasa dan menyampaikannya dengan baik ke konsumen.
Strategi distribusi dibutuhkan untuk mengetahui model distribusi sales yang cocok untuk bisnis perusahaan Anda. Manajemen distribusi dituntut untuk mampu menentukan model distribusi sales supaya menjaga keberlangsungan proses produksi dan produk sampai diterima oleh konsumen dalam keadaan baik. Oleh karena itu, model distribusi sales yang dipilih secara tidak langsung dapat mempengaruhi kenaikan revenue perusahaan. Dalam menentukan model distribusi sales pun tidak boleh asal pilih, namun disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda. Dengan strategi model distribusi sales yang tepat, produk dapat tersalurkan ke konsumen dengan baik dan siklus mata rantai pemasok dapat terus berjalan dengan lancar, sehingga dapat menaikkan proses produksi yang memberi keuntungan bagi produsen.
Apa saja model distribusi sales dan bagaimana cara menentukan model distribusi sales yang tepat untuk bisnis Anda? Cari tahu di sini, ya.
Apa itu Strategi Distribusi Produk?
Dalam sebuah proses bisnis, tim produksi akan menentukan pendekatan mana yang paling strategik untuk mengirimkan produknya ke konsumen. Tentu dalam melakukan kegiatan distribusi ini tidak dilakukan secara asal, tapi menggunakan suatu strategi distribusi agar prosesnya berjalan lancar dan maksimal.
Sebuah strategi distribusi produk meliputi semua proses dan metode bisnis yang ditetapkan untuk mengeksekusi pendekatan tersebut.
Apa itu Model Distribusi Sales?
Kata ‘distribusi’ mungkin memunculkan sebuah gambaran di dalam pikiran kita tentang truk dan muatan-muatan besar, tetapi lebih dari itu distribusi juga berkaitan dengan penjualan dan marketing. Model distribusi sales adalah metode untuk menjual produk dan jasa ke target klien.
Tidak mungkin sebuah produk atau jasa akan terjual dengan sendirinya ke konsumen. Tentu bisnis Anda perlu mendapatkan perhatian klien, Anda perlu mengatur langkah supaya konsumen melihat nilai produk Anda, mengantongi kepercayaan klien yang potensial, dan memastikan klien menerima produk dengan baik dan mereka merasa puas dengan pembelian yang mereka lakukan.
Jenis-jenis Model Distribusi Produk
Ada beberapa model distribusi sales konvensional. Kunci dari pemilihan model distribusi sales yang tepat untuk bisnis Anda adalah tipe konsumen yang Anda targetkan.
1. Menjual produk langsung ke konsumen dengan dibantu proses penjualan.
Ini merupakan metode yang umum digunakan oleh tim penjualan; menghubungi konsumen yang punya potensi atau merespon pengusulan yang dibuat oleh marketing atau ads campaign. Model distribusi sales ini bisa digunakan baik untuk B2B atau B2C.
2. Menjual produk langsung ke konsumen dengan sebuah proses pembelian otomatis.
Metode ini bisa digunakan untuk perusahaan di berbagai industri karena pembelian secara online menjadi wajar dan lumrah saat ini. Bahkan sektor yang dulunya biasa membutuhkan pertemuan yang lama dengan orang sales seperti sales mobil sekarang sudah mengadopsi pendekatan sales yang terotomatisasi. Model distribusi sales ini cocok untuk sebagian besar produk konsumer maupun produk B2B.
3. Distribusi resale melalui pemilihan dealer berizin.
Beberapa perusahaan menginginkan jangkauan pasar daripada tim sales in-house mereka sendiri, atau sebuah proses sales terotomatisasi dapat memberikannya. Dengan begitu, perusahaan memilih untuk menjual produk melalui grup kecil dari reseller atau dealer berizin.
Model distribusi sales ini bisa digunakan ketika bisnis mempercayai reseller dapat menjual produk secara efektif dengan tetap melindungi reputasi brand dan ketika bisnis mempercayai grup kecil dari dealer bahwa mereka dapat menjangkau lebih banyak konsumen.
4. Distribusi resale yang terbuka untuk semua reseller.
Jika tim produksi ingin menjangkau sebanyak mungkin pasar dengan cepat, mereka mungkin memilih untuk mengundang semua reseller untuk menawarkan produk mereka ke konsumen. Model distribusi sales ini bisa diaplikasikan ketika perusahaan menjual atau menawarkan tipe produk baru mereka di mana kompetitor sedang menjual produk baru sejenis di waktu bersamaan.
Langkah Menyusun Strategi Distribusi
Berikut langkah-langkah untuk menyusun strategi distribusi untuk mengembangkan tim produksi bisnis Anda:
Pelajari perilaku target konsumen, bagaimana mereka berbelanja dan membeli produk
Pelajari kompetitor
Hitung berapa biaya setiap model distribusi yang diaplikasikan
Pertimbangkan setiap pengaruh dari pendekatan pada perkembangan produk
Jangan melupakan reputasi brand
Menentukan Model Distribusi Sales untuk Bisnis
Jenis model distribusi sales yang dipilih bergantung pada beberapa faktor seperti tipe produk, industri, dan model bisnis. Sehingga distribusi produk tidak terbatas hanya bisa menggunakan satu strategi saja seperti penjualan hanya melalui swalayan saja, namun sekarang semakin terbuka kesempatan untuk produsen menjual produk melalui outlet ritel atau juga menjualnya secara langsung ke konsumen dengan sistem online.
Perusahaan tidak terbatas hanya pada satu strategi distribusi sales saja. Mempunyai beberapa strategi berbeda adalah cara terbaik untuk mengoptimalkan pendapatan dan sebagai investasi. Bahkan setelah Anda memilih dan mengimplementasikan model distribusi sales pada bisnis Anda, Anda tetap harus terus meninjau dan mengevaluasi hasilnya sehingga Anda dapat memaksimalkan usaha untuk keberhasilan bisnis Anda.
Menjadi sebuah strategi juga untuk beralih ke sistem yang terdigitalisasi dalam melaksanakan kegiatan distribusi bisnis Anda. Untuk mempelajari lebih lanjut software aplikasi CRM guna memudahkan proses distribusi, yuk, klik di sini.
Distribution management system (DMS) adalah aspek penting dalam bisnis sebuah perusahaan karena menyangkut kegiatan distribusi barang di mana perusahaan menyalurkan produk ke konsumen akhir dan produk harus diterima konsumen dalam keadaan baik.
Dalam rangka mewujudkan proses distribusi yang maksimal, distribution management system (DMS) berperan penting untuk mengelola jalannya kegiatan distribusi tersebut. Keberadaan teknologi (DMS) tentu menjadi solusi apik yang bisa diaplikasikan dalam manajemen distribusi. Software distribusi barang akan membantu dan memudahkan jalannya proses distribusi produk perusahaan Anda. Software DMS mempunyai banyak fitur yang mendukung banyak proses di dalam jalannya distribusi itu sendiri. Perusahaan bisa memanfaatkan aplikasi DMS untuk memaksimalkan distribusi produk. Tentu keberadaan software aplikasi menjadi jawaban dari permasalahan distribusi sebuah perusahaan.
Dalam artikel ini akan dibahas beberapa rekomendasi software aplikasi DMS yang cocok untuk bisnis Anda.
Apa itu Distribution Management System (DMS)?
Pasar yang bermunculan semakin besar dan lebih kompleks dengan ribuan distributor, jutaan outlet, dan milyaran transaksi yang berpotensi. Manufaktur harus mengelola jaringan yang makin meluas dari distributor besar maupun kecil di saat yang bersamaan dengan mereka juga memikirkan mitra saluran pemasaran produk mereka. Bagaimana manufaktur bisa mengelola semuanya dengan data terbatas dan wawasan tentang pasar? Bagaimana mereka mengontrolnya? Bagaimana mereka bisa mengelola orang dan promosi ketika meminimalisir biaya pengeluaran? Dan, yang paling penting, bagaimana cara melakukan semua hal tersebut dengan mudah, efektif, dan efisien?
Jawabannya adalah teknologi, melalui sebuah sistem yang dikenal dengan distribution management system (DMS). Distribution management system tidak hanya mengontrol alur supply chain, tapi juga berfungsi untuk mengelola promosi, meningkatkan produktivitas, inventaris dan proses penjualan, klaim ke distributor, dan masih banyak lagi. Sederhananya, DMS adalah sebuah sistem berbasis software yang mengelola segala proses penjualan dan aktivitas distribusi sebuah bisnis.
Mengapa DMS dibutuhkan?
Distribusi secara langsung mempengaruhi laba perusahaan. Untuk memahami pentingnya kehadiran DMS dalam sebuah bisnis, maka perlu meninjau dan menelaah tantangan yang dihadapi oleh saluran penjualan sebuah bisnis. Sebuah perusahaan penting untuk mengembangkan teknik penjualan dan marketing yang bervariasi. Beberapa permasalahan bisa terjadi, seperti:
Kebanyakan distributor berskala kecil dan tidak terorganisir.
Untuk mencapai daerah pelosok, dibutuhkan beberapa level mata rantai distribusi, menimbulkan biaya ekstra.
Tidak ada real-time data pemesanan produk, inventaris atau klaim, sehingga bisa mengakibatkan kurang atau kelebihan stok.
DMS mengontrol dan memonitor jaringan distribusi, sehingga masalah-masalah seperti di atas dapat dihindari. DMS menyimpan semua data dan informasi terkait klien, stok, dan penjualan yang mudah diakses, dianalisis, dan dibuat laporannya.
Fitur CRM berkaitan erat dalam distribution management system sehingga kepuasan konsumen pun terjamin. Dengan kata lain, DMS dapat meminimalisir usaha kerja, biaya operasional, dan waktu pengerjaan tugas yang artinya meningkatkan produktivitas dan sales jadi lebih baik.
Manfaat Distribution Management System (DMS) untuk Bisnis
DMS memberikan banyak manfaat untuk kelancaran dan peningkatan revenue bisnis Anda, beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan software DMS dalam aktivitas distribusi produk, yaitu:
DMS menjaga segala sesuatunya teratur dan tetap pada jalur.
Memudahkan pembeli karena segala informasi tersedia di satu platform.
Mengurangi kemungkinan eror terkait waktu, lokasi, atau kuantitas pengiriman produk.
Manajemen waktu yang lebih baik.
Memangkas biaya operasional.
Memonitor inventaris dengan lebih baik.
Pemrosesan dokumen kontrak dan approval dapat dilakukan dengan cepat.
Meningkatkan efisiensi dan akurasi layanan yang ditawarkan ke konsumen.
Rekomendasi Software Aplikasi DMS
Keberadaan teknologi tentu menjadi solusi untuk menjawab tantangan permasalahan proses distribusi bisnis Anda. Selain software DMS itu sendiri, software CRM pun juga turut serta menunjang kinerja DMS. Aplikasi DMS mempunyai berbagai macam fitur yang sangat memudahkan segala aktivitas dalam supply chain, khususnya dalam kegiatan distribusi. Berikut rekomendasi aplikasi yang dapat Anda gunakan untuk melancarkan segala proses bisnis di perusahaan Anda:
1. Sidig
Sidig merupakan all-in-one platform untuk solusi bisnis Anda yang mempunyai fitur utama untuk mengoptimalkan layanan purna jual dan manajemen garansi produk. Selain itu, aplikasi ini juga merupakan aplikasi CRM dan bisa terintegrasi dengan aplikasi DMS yang berfungsi untuk mengelola aset dan inventaris serta mempunyai layanan web apps for distributor yang mencakup berbagai fitur seperti invite store, data pembelian, invoicing, dan alokasi produk
2. Qontak
Aplikasi Sales CRM Qontak dari Mekari mempunyai banyak fitur yang dapat mempercepat penjualan sekaligus memberikan layanan pelanggan yang responsif. Fitur dalam aplikasi bisa disesuaikan sepenuhnya, mumpuni untuk aktivitas dan pelacakan KPI, bisa untuk mengelola database & akses, dan masih banyak fitur lainnya.
3. SimpliDOTS
Software aplikasi DMS ini berbasis cloud dan dirancang untuk mengelola proses distribusi agar efektif dan efisien. Dengan aplikasi ini, Anda dapat melakukan pembelian, penjualan, utang piutang, dan memonitor posisi karyawan di lapangan. Sistem dalam aplikasi ini juga sudah terintegrasi dan dapat terhubung dengan aplikasi lainnya.
4. EffiaSoft
EffiaSoft menjadi solusi berbagai sektor bisnis seperti ritel, makanan & minuman, distribusi, maskapai, bank, pengumpulan pajak, dan pemerintah. Aplikasi ini mempunyai fitur yang mendukung blockchain dalam proses ‘Just Billing’ yang membantu perusahaan mengoptimalkan dan mendefinisikan ulang proses bisnisnya.
5. SAP SD
Software yang merupakan modul fungsional terbesar ini mampu melakukan transaksi bisnis sehari-hari dan mengelola segala proses dari pemesanan produk hingga pengiriman. Selain itu, SAP SD juga punya fitur untuk aktivitas RFP (request for proposal), sales order, penentuan harga, warehousing, pengemasan, penagihan, manajemen risiko, dan pengiriman.
6. Hashmicro
Hashmicro merupakan solusi software ERP yang akan sangat bermanfaat untuk berbagai jenis bisnis dan industri. Hashmicro menyediakan berbagai macam solusi dalam satu aplikasi sehingga kegiatan ekonomi bisnis bisa berjalan lebih efektif dan efisien. Fitur di dalam aplikasi bisa disesuaikan mulai dari aktivitas CRM, inventaris, accounting, hingga supply chain. Disediakan juga produk tambahan yang bisa terintegrasi dengan produk Hashmicro yang lain seperti manajemen aset, barcode, hingga automasi marketing.
Aktivitas distribusi yang efektif adalah prinsip yang krusial karena prosesnya menjadi sebuah bagian yang terintegrasi dari supply chain dan manajemen inventaris. Kesuksesan distribusi melibatkan banyak proses pemindahan bagian-bagian dan berbagai metode yang mensyaratkan strategi manajemen distribusi yang kuat.
Manajemen distribusi menjadi sebuah pokok sistem yang dapat memperlancar jalannya bisnis perusahaan. Sejak dari lama, manajemen distribusi sudah menjadi tantangan sebuah bisnis.
Kenapa manajemen distribusi itu penting? Bisa saja hal berikut terjadi, bahan baku mentah sampai terlalu dini dan menjadi buruk atau kadaluwarsa sebelum mereka diolah. Atau, bisa juga produk-produk yang sudah jadi sampai terlalu lama, sehingga momentum jadi direnggut oleh kompetitor, mereka mengambil alih market share terlebih dulu. Untuk menghindari hal-hal semacam itu, maka dibutuhkan sebuah manajemen distribusi yang baik dan kuat.
Pengertian Distribusi
Apa yang Dimaksud dengan Kegiatan Distribusi?
Distribusi adalah salah satu hal utama dari kegiatan ekonomi selain produksi dan konsumsi. Kegiatan distribusi adalah proses penyaluran barang atau produk dari produsen ke konsumen.
Kemudian manajemen distribusi adalah sebuah proses yang digunakan untuk memantau pergerakan produk atau barang dari supplier ke manufaktur, grosir, atau ritel yang pada akhirnya sampai ke konsumen. Banyak sekali aktivitas yang terlibat dalam manajemen distribusi ini, seperti manajemen vendor bahan baku mentah, pengemasan, warehousing, inventaris, supply chain, logistik, dan terkadang juga blockchain.
Contoh Alur Distribusi
Berikut alur distribusi penyaluran barang dari produsen ke konsumen:
Berikut alur proses distribusi dari bahan baku mentah hingga akhirnya produk jadi sampai ke konsumen:
Pengertian Distribusi Menurut Para Ahli
Menurut Hall (2001) distribusi bisa diartikan sebagai sebuah aktivitas untuk mengirimkan produk ke pembeli setelah terjadi traksaksi penjualan. Kemudian, menurut Keegan (2003) distribusi sendiri adalah sebuah sistem yang menghubungkan manufaktur dan pelanggan, meliputi saluran konsumen dan saluran barang industri. Saluran konsumen yaitu menyalurkan produk ke orang-orang untuk digunakan sendiri, sedangkan saluran barang industri yaitu menyalurkan bahan baku atau produk ke manufaktur untuk digunakan dalam proses produksi atau operasional harian.
Selain itu, dari beberapa pernyataan para ahli lainnya dapat disimpulkan bahwa distribusi merujuk pada penyaluran atau penyebaran produk ke pasar skala besar sehingga konsumen mempunyai akses ke produk dan dapat membelinya. Hal tersebut bisa juga dipahami sebagai penempatan produk yang efektif yang menghasilkan laba bagi penjual karena transaksi pembelian yang dilakukan oleh kustomer mereka.
Perbedaan Distribusi dan Distributor
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa distribusi adalah proses penyaluran atau penyebaran barang atau produk dari produsen ke konsumen. Sedangkan distributor adalah pihak yang melakukan proses distribusi. Sehingga distributor adalah orang atau perantara yang menyalurkan barang maupun produk dari produsen ke konsumen atau dari manufaktur ke pengecer (retailer).
Konsep Distribusi
Selain menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, proses distribusi juga punya andil dalam hal pemasaran sehingga barang yang dihasilkan oleh produsen bisa terjual dengan segera ke kustomer.
Aktivitas distribusi melibatkan hal-hal seperti berikut:
Sebuah sistem transportasi yang baik untuk mengangkut barang ke beragam area geografis.
Sebuah sistem pelacakan yang baik sehingga barang yang tepat tersalurkan di waktu yang tepat dengan kuantitas yang tepat.
Sebuah pengemasan yang baik, untuk menjaga barang dari kerusakan selama di dalam transportasi.
Melacak lokasi di mana produk dapat ditempatkan, misalnya dengan pertimbangan kapasitas maksimal untuk membelinya.
Melibatkan sebuah sistem untuk menarik barang dari pasar.
Mata Rantai Distribusi
Siklus rantai pasokan di atas menunjukkan bahwa mata rantai distribusi merupakan bagian pokok untuk menyalurkan bahan baku yang sudah diolah menjadi produk jadi yang akhirnya disampaikan ke konsumen.
Untuk lebih memahami mata rantai distribusi lebih detail, simak penjelasan-penjelasan selanjutnya dalam artikel ini.
Tujuan Distribusi
Sesuai dengan definisi dari kegiatan distribusi yang pada intinya adalah proses penyaluran atau penyebaran. Sehingga tujuan kegiatan distribusi adalah menyalurkan barang atau bahan baku mentah untuk diproduksi menjadi barang jadi dan akhirnya disampaikan ke konsumen akhir. Distribusi menjembatani penyaluran barang dari produsen ke konsumen akhir.
Saluran-saluran distribusi bertujuan untuk memastikan kuantitas produk yang tersedia tepat jumlah di lokasi yang benar dan di waktu yang benar. Apa yang membuat strategi distribusi unik relatif tergantung keputusan marketing lainnya yang mana hampir seluruhnya bergantung pada lokasi fisik.
Fungsi Distribusi
Jaringan distribusi tidak hanya berfungsi untuk menjembatani proses dari produsen ke konsumen saja. Ada banyak fungsi lain dari jaringan distribusi sebagai berikut:
1. Menyediakan ruang, waktu, dan kepemilikan
Sebuah jaringan distribusi digunakan untuk memberi ruang, waktu, dan kepemilikan peralatan. Mereka memastikan produk yang tersedia berada di tempat yang tepat, kemudian sampai tepat waktu, dan mempunyai kuantitas yang tepat.
2. Logistik dan distribusi fisik
Jaringan distribusi bertanggung jawab dalam hal penyimpanan, pengumpulan, penyortiran, dan transportasi produk dari produsen ke konsumen akhir.
3. Menciptakan efisiensi
Mengumpulkan berbagai macam jenis produk dan memecah beberapa ukuran barang menjadi ukuran skala lebih kecil adalah dua cara untuk menciptakan efisiensi. Ritel dan grosir membeli dengan jumlah yang sangat besar dari manufaktur yang kemudian menjualnya ke saluran lain atau ke konsumen untuk mengecernya. Mereka juga menjual berbagai macam produk di satu tempat sehingga memberi kenyamanan bagi konsumen karena konsumen tidak perlu pergi ke ritel lain untuk membeli produk lainnya.
4. Sebagai fasilitator
Jaringan distribusi juga menyediakan layanan pre-sale dan layanan post-purchase seperti maintenance, financing, jaringan koordinasi, diseminasi, dll.
5. Marketing
Jaringan distribusi bekerja dan termasuk dalam poin inti di mana strategi, khususnya strategi marketing perusahaan, dieksekusi. Mereka membantu manufaktur untuk menyampaikan pesan brand mereka dan keuntungan produk ke konsumen karena distributor adalah yang secara langsung kontak dengan konsumen akhir.
6. Berbagi risiko
Kebanyakan dari jaringan membeli barang jauh sebelum masuk pasar, mereka juga membagikan risiko terkait produk mereka dengan prosedur dan mengerahkan segala kemampuan untuk menjual produk.
Masalah Distribusi
Dalam sistem distribusi tentu ada berbagai macam masalah distribusi yang bisa saja dan mungkin terjadi. Berikut beberapa tantangan yang dihadapi distributor dalam proses distribusi:
1. Meningkatnya kompetisi dari manufaktur
Dengan meningkatnya sistem logistik yang efisien, manufaktur menjadi mungkin untuk menjual barang lebih banyak secara langsung ke konsumen akhir dan menghindari distributor. Lalu, penggabungan di banyak sektor manufaktur menciptakan manufaktur yang sangat besar dengan sistem distribusi nasional.
2. Ritel menuntut pengiriman yang cepat
Ritel-ritel yang besar biasanya memperluas target pemasaran, sehingga mereka memperketat deadline pengiriman dan membebankan denda yang tegas ke distributor yang telat mengirim produk.
3. Bergantung pada harga bahan bakar
Salah satu aspek penting dalam kegiatan distribusi yaitu tentang transportasi, sehingga secara tidak langsung bahkan bahan bakar juga jadi penentu laba perusahaan. Harga bahan bakar diesel mewakili porsi yang signifikan dari total biaya operasional. Banyak distributor menyerahkan biaya ini ke pemasok dalam bentuk biaya tambahan, namun beberapa perusahaan kecil mungkin tidak punya kemampuan ini.
4. Kerentanan untuk merubah harga
Perubahan harga yang kencang membuat distributor rentan untuk merubah nilai inventaris. Meskipun distributor berusaha untuk membatasi biaya pemasaran mereka dengan mematok harga produk berdasarkan persentase kenaikan harga, kompetisi membuat kenaikan nilai inventaris yang mahal menjadi mustahil ketika harga turun.
5. Pembelian tersentralisasi oleh konsumen secara besar-besaran
Kebanyakan pembelian sekarang ditangani oleh headquarter perusahaan daripada toko-toko regional. Pembelian yang tersentralisasi memungkinkan untuk mengeliminasi banyak distributor regional.
Selain permasalahan-permasalahan di atas, masih ada lagi berbagai tantangan lain yang di hadapi oleh perusahaan dalam pelaksanaan distribusi produknya.
Bentuk Distribusi
1. Distribusi langsung
Distribusi langsung yaitu distribusi barang/jasa yang dilakukan secara langsung, penyaluran barang langsung dari produsen ke konsumen akhir tanpa perantara. Contohnya pedagang sate ayam yang langsung menjual makanannya ke konsumen.
2.Distribusi semi langsung
Distribusi semi langsung adalah kegiatan distribusi dari produsen ke konsumen yang dilakukan melalui perantara yang merupakan bagian dari produsen. Contohnya yaitu restoran cepat saji yang menjual makanannya melalui layanan delivery dari restoran itu sendiri.
3.Distribusi tidak langsung
Kemudian, distribusi tidak langsung merupakan kegiatan distribusi dari produsen ke konsumen menggunakan beberapa perantara sebagai pihak ketiga seperti melalui agen, grosir, makelar, ritel, dsb. Contohnya pabrik rokok menjual produk rokoknya ke konsumen melalui grosir atau ritel terlebih dahulu.
Kelancaran penyaluran barang/jasa dari produsen ke konsumen tentu karena andil dari distributor yaitu pihak yang melakukan distribusi. Aktivitas distribusi berguna untuk memastikan keberlangsungan produksi barang dan juga memastikan produk sampai dan diterima oleh konsumen dengan baik.
Ada tiga macam jenis distribusi dalam pelaksanaannya yaitu distribusi langsung, distribusi semi langsung, dan distribusi tidak langsung.
1. Contoh distribusi langsung
Distribusi langsung yaitu penyaluran barang/jasa dari produsen langsung ke konsumen tanpa melalui pihak lain atau perantara. Produsen sendiri yang menyalurkan barang ke konsumen akhir.
Contoh dari distribusi langsung yaitu penjual makanan seperti mie ayam, bakso, nasi goreng, warteg, dll yang langsung menjual makanannya ke konsumen atau pembeli.
2. Contoh distribusi semi langsung
Kemudian distribusi semi langsung yaitu kegiatan penyaluran barang/jasa menggunakan perantara atau pihak lain yang merupakan bagian dari produsen itu sendiri seperti agen dari produsen atau toko milik produsen sendiri untuk menyampaikan barang/jasa ke konsumen.
Contoh dari distribusi semi langsung adalah pabrik kain yang menjual barang dagangannya melalui conventer. Atau produsen pakaian yang menjual baju-bajunya di toko miliknya sendiri.
3. Contoh distribusi tidak langsung
Distribusi tidak langsung adalah penyaluran barang/jasa melalui beberapa pihak ketiga atau beberapa perantara untuk menyampaikan barang/jasa kepada konsumen akhir. Distribusi tidak langsung memiliki 3 tipe seperti berikut:
One-level channel
Distribusi one-level channel adalah di mana perusahaan tidak menjual produk mereka langsung ke konsumen. Perusahaan menjual produk mereka ke ritel, lalu pihak ritel lah yang menjual produk tersebut ke konsumen akhir.
Two-level channel
Distribusi two-level channel adalah di mana perusahaan menjual produk mereka ke grosir. Kemudian grosir akan menjual produk tersebut ke ritel dan akhirnya barulah produk dijual oleh ritel ke konsumen akhir.
Three-level channel
Distribusi three-level channel mirip dengan two-level channel. Bedanya adalah channel ini menggunakan agen dan broker yang mewakili perusahaan untuk mengkontak dan membuat deal dengan grosir. Setelah transaksi penjualan terjadi antara produsen dan grosir, agen dan broker akan mendapat komisi. Lalu grosir akan menjual produk ke ritel dan kemudian produk didistribusikan ke konsumen akhir oleh ritel.
Saluran Distribusi
Dalam proses distribusi barang dan penyampaian produk ke konsumen, terdapat 2 macam saluran inti dari distribusi yaitu pedagang dan perantara khusus.
1. Pedagang
Grosir (pedagang besar)
Ritel (pedagang eceran)
2. Perantara khusus
Agen (dealer)
Broker (makelar)
Komisioner
Eksportir
Importir
Strategi Distribusi
Layanan distribusi sangat penting di semua sektor bisnis seperti layanan distribusi makanan dan minuman, pakaian, pos, dll. Untuk memaksimalkan proses distribusi tentu harus mempunyai strategi distribusi dalam pelaksanaannya.
Pemilihan jenis strategi bisnis harus disesuaikan dengan jenis produk yang sedang dipasarkan untuk mencapai target penjualan. Secara garis besar ada tiga jenis strategi distribusi yang bisa digunakan oleh produsen untuk memilih cara mereka mendistribusikan produk ke pasar atau konsumen yaitu distribusi intensif, distribusi eksklusif, dan distribusi selektif.
1. Strategi Distribusi Intensif
Distribusi intensif adalah strategi yang digunakan perusahaan ketika ingin fokus ke penyediaan produk ke seluruh pasar yang terakses, memastikan ketersediaan produk secara luas guna meningkatkan kesadaran tentang produk.
Untuk pendistribusian dalam skala besar, penjualan tentu besar juga yang berimbas pada meningkatnya revenue. Untuk memaksimalkan strategi ini, perusahaan sebaiknya memperhatikan hal-hal seperti pemasaran target, harga, ukuran produk, promosi, dan detail informasi produk lainnya secara terperinci.
2. Strategi Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif adalah strategi pemasaran yang berotasi di antara produsen dan distributor. Produsen memilih distributor eksklusif daripada menargetkan banyak distributor.
Berbeda dari strategi lainnya, distributor eksklusif diberi hak eksklusif untuk menjual produk di area geografis tertentu sesuai dengan arahan produsen. Jumlah produk yang dijual pun bisa jadi terbatas untuk menjaga posisi dominan di pasar.
Strategi ini sering diaplikasi oleh perusahaan yang ingin branding bergengsi, biasanya digunakan oleh brand mobil mewah, pakaian desainer, dan produk-produk eksklusif lainnya. Jenis ini memberi kontrol perusahaan dalam hal promosi, kebijakan layanan, harga perantara, dan banyak faktor lainnya.
3. Strategi Distribusi Selektif
Distribusi selektif adalah strategi pembuatan outlet dengan jumlah tertentu di area geografis tertentu saja. Jenis ini paling efektif untuk perusahaan dengan brand kelas atas. Dengan pembatasan outlet, produsen dapat menyaring outlet dengan kinerja terbaik untuk mendapatkan output yang juga lebih baik, daripada membuang sumber daya maupun energi ke outlet yang banyak jumlahnya. Sehingga perusahaan bisa lebih fokus juga untuk proses produksi dan pendistribusian barang dengan segala upaya yang selektif.
Setelah mengenal lebih dalam tentang distribusi tentu Anda sudah lebih paham bagaimana alur distribusi barang/jasa hingga sampai ke konsumen. Dalam kegiatan distribusi tentu dibutuhkan manajemen distribusi yang baik dan teratur demi kelancaran dan kesuksesan pelaksanaannya. Dalam menentukan strategi distribusi pun tidak bisa asal, namun harus disesuaikan lagi dengan kebutuhan. Penentuan atau pemilihan bentuk, saluran, dan strategi distribusi adalah beberapa aktivitas yang terjadi di dalam manajemen distribusi.
Di era industri 4.0 ini, peran teknologi bisa jadi sangat membantu dan mempermudah bisnis seperti dalam proses distribusi. Sidig hadir sebagai solusi bisnis perusahaan Anda. Untuk lebih tahu mengenai software aplikasi distribusi yang bisa Anda gunakan untuk membantu distribusi produk Anda, silakan kunjungi https://sidig.id/