by B3Sahabat | Aug 22, 2022 | Blog, Preventive Maintenance
Aktivitas maintenance penting dilakukan demi menjaga performa peralatan kerja perusahaan. Supaya semua peralatan dapat terus berfungsi dengan baik dan memiliki masa pakai yang lama, maka sebaiknya dilakukan scheduled maintenance sehingga prosesnya dapat berjalan secara sistematis.
Jika semua peralatan kerja dapat berfungsi dengan optimal, maka kinerja karyawan pun menjadi lebih produktif sehingga proses produksi berjalan dengan baik dan lancar, mendukung meningkatkan revenue perusahaan. Selain itu, scheduled maintenance dapat menghindarkan downtime tak terduga yang biasanya akan memakan biaya yang mahal untuk mengatasinya. Scheduled maintenance juga dapat menghindarkan perusahaan dari biaya reparasi maupun penggantian alat atau onderdil peralatan kerja. Dengan terpangkasnya biaya-biaya ongkos tersebut, secara tidak langsung revenue perusahaan tetap terjaga dan tidak terpotong.
Bagaimana Cara Scheduled Preventive Maintenance Bisa Meningkatkan Penghematan?
Preventive maintenance (PM) berfokus pada pencegahan masalah sebelum kerusakan terjadi. Termasuk didalamnya tugas-tugas seperti pembersihan, pelumasan, penyesuaian, perbaikan, dan penggantian sebuah bagian. Setiap tugas tersebut dilakukan untuk menjaga peralatan bekerja pada kondisi prima untuk mencegah downtime dan perbaikan reaktif. Preventive maintenance yang terjadwal tentu akan mengoptimalkan proses pengelolaan dan pemeliharaan peralatan kerja.
Berikut benefit dari scheduled preventive maintenance dilihat dari bagaimana sistem baru dan cara berpikir ini dapat menaikkan revenue perusahaan:
1. Mengurangi Downtime
Dalam proses produksi, istilah ‘time is money’ adalah benar adanya. Setiap kali mesin dimatikan untuk perbaikan, Anda kehilangan sejumlah uang karena proses produksi tidak bisa berjalan yang artinya bisnis sedang tidak menghasilkan. Scheduled PM secara drastis mengurangi downtime karena tujuannya secara keseluruhan adalah mencegah downtime.
2. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Karena peralatan secara rutin dipelihara secara terjadwal, mereka bisa bekerja dengan kondisi optimal setiap saat. Ketika mesin bekerja lebih efisien, mereka tidak harus menggunakan banyak energi dan sumber daya, artinya penghematan telah tercapai.
3. Mengurangi Risiko Pemeliharaan Reaktif yang Mahal
Ketika sebuah peralatan rusak tiba-tiba; Anda harus mengeluarkan biaya ekstra untuk tim pemeliharaan, waktu ekstra untuk mendiagnosa masalah, dan biaya ekstra bagian atau onderdil tertentu. Dengan PM yang terjadwal, pengecekan rutin dan pemeliharaan terencana bisa membantu menghindari perbaikan besar dan mahal.
4. Meningkatkan Masa Pakai Peralatan
PM juga dapat meningkatkan umur peralatan. Ketika semuanya terbaharui dan berfungsi dengan benar, Anda bisa memaksimalkan masa pakai mesin dan peralatan. Keawetan mesin dan peralatan adalah investasi.
5. Memperbaiki Layanan Customer Service
Kegagalan mesin dapat menunda proses produksi sehingga dapat menunda pengiriman barang juga. Hal ini bisa dihindari dengan PM. Konsumen akan senang ketika Anda bisa konsisten menyediakan produk berkualitas, servis on-time, dan pelayanan yang cepat sehingga mereka akan memberi ulasan lebih baik, lebih banyak referral, dan lebih banyak penjualan terjadi tentunya.
Mengimplementasikan Program Scheduled Preventive Maintenance
Cara terbaik untuk memulai PM yaitu dengan riset opsi software PM. Ketika Anda memilih software PM yang tepat, transisi akan berjalan lebih lancar dan mudah tentunya.
Setelah Anda mendapatkan software PM, langkah selanjutnya yaitu mengatur jadwal PM semua peralatan satu persatu. Cara ini akan menghindarkan kewalahan. Meskipun ada beberapa biaya awal ketika Anda memulai, namun strategi ini dapat menyelamatkan uang perusahaan dalam jangka panjang.
Pengaruh Service and Maintenance pada Revenue
Revenue dari service and maintenance bisa membuat sebuah kontribusi penting untuk keseluruhan revenue. Service and maintenance bisa juga berkontribusi untuk revenue di masa mendatang dengan mengijinkan perusahaan untuk menghubungi konsumen dalam proses penjualan produk. Menyediakan service and maintenance berkualitas untuk konsumen dapat membantu menaikkan kepuasan dan loyalitas konsumen, meningkatkan kemungkinan perusahaan untuk mempertahankan konsumen dan menjaga level tinggi pembelian berulang.
Rencana Peningkatan Layanan After-sale
Layanan after-sale adalah sebuah sumber penting untuk revenue dan profit bisnis. Layanan after-sale membantu membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan terbukti menjadi pembeda yang efektif bisnis Anda. Rencana peningkatan after-sale perusahaan sebaiknya berkonsentrasi pada mengidentifikasi layanan baru yang penting untuk konsumen Anda, mengurangi biaya pengiriman, memastikan kualitas produk, dan menaikkan revenue dan profit dari layanan after-sale.
Sebuah all-in-one platform yang terintegrasi, yang bisa dimanfaatkan untuk proses scheduled preventive maintenance dan sekaligus juga menyediakan layanan after-sale merupakan solusi cerdas untuk bisnis perusahaan Anda.
by B3Sahabat | Aug 19, 2022 | Blog, Manajemen Purna Jual
Setiap bisnis pasti tujuan utamanya adalah penjualan. Semakin banyak produk/jasa terjual, maka semakin tinggi revenue yang didapatkan. Jika produk/jasa bisa terjual sesuai target atau bahkan melampaui target, hal tersebut bisa menjadi indikator bisnis berjalan dengan baik dan sukses.
Beberapa strategi bisa diupayakan dalam rangka meningkatkan penjualan seperti strategi upselling. Dengan menerapkan salah satu strategi marketing yaitu strategi upselling, perusahaan bisa mendapat keuntungan lebih tinggi dari penjualan produk sekaligus membuat produk terjual semakin banyak. Strategi upselling memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan penjualan dengan memberikan rekomendasi-rekomendasi tertentu kepada konsumen supaya konsumen tersebut berbelanja lebih banyak lagi.
Apa itu Upselling?
Upselling adalah sebuah teknik penjualan di mana perusahaan menawarkan konsumen layanan yang lebih mahal atau mendorong mereka untuk menambah jumlah items yang dibelanjakan sehingga perusahaan menghasilkan revenue lebih tinggi. Sederhananya, strategi upselling membuat konsumen menyadari bahwa perusahaan Anda menawarkan layanan di level yang berbeda dari lainnya.
Contohnya jika Anda menjalankan bisnis cleaning, Anda bisa upsell ke konsumen dengan mengajak mereka untuk upgrade dari paket basic cleaning ke paket yang lebih premium seperti paket deep cleaning.
Namun, perlu diingat bahwa upselling bukanlah taktik penjualan dengan pemaksaan yang agresif. Konsep upselling lebih ke membantu para konsumen. Upselling membantu mereka dengan menawarkan solusi yang lebih baik dari dilema awal mereka.
Bagaimana Cara Kerja Strategi Upselling?
Bagaimana caranya menerapkan strategi upselling ini? Yuk, kita bahas. Ada enam teknik upselling bisa Anda gunakan untuk upsell layanan bisnis Anda:
1. Menawarkan level berbeda yang saling berkaitan untuk setiap paket layanan
Anda bisa menawarkan 3 level paket yang saling berkaitan, misalnya paket level gold, silver, dan bronze yang setiap level merupakan integrasi atau turunan dari paket lainnya secara berurutan. Hal tersebut dapat membantu upselling dengan memberikan opsi kepada konsumen dengan value lebih. Dengan membandingkan 3 level berbeda, konsumen akan mendapat visual yang jelas dari value setiap paket. Pastikan memvariasikannya sebagai opsi dari low, medium, hingga high-level untuk mengakomodasikan budget yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatannya, semakin lengkap paket yang ditawarkan dan semakin mahal.
2. Menyarankan untuk upgrade atau menambah items
Biarkan kustomer tahu tentang layanan tambahan atau upgrade yang Anda tawarkan. Misalnya, untuk jasa layanan cleaning Anda bisa beri opsi untuk beberapa upgrade sebagai tambahan layanan seperti opsi tambahan semprot anti serangga atau opsi tambahan parfum ruangan. Penambahan opsi ini bukan untuk diskon tapi supaya konsumen tahu keberadaan tambahan tersebut.
3. Menginformasikan semua layanan ke konsumen
Terkadang inti dari upselling adalah membiarkan kustomer tahu tentang semua layanan yang ada dan layanan baru. Untuk mengedukasi mereka mengenai semua layanan yang Anda tawarkan, Anda bisa terus update di media sosial dan website maupun menggunakan email marketing.
4. Memperluas layanan untuk mengatasi permasalahan klien
Mencari tahu kebutuhan konsumen dengan riset pasar adalah cara yang baik untuk memulai. Apakah ada layanan lain yang bisa Anda tawarkan yang menguntungkan konsumen? Apakah ada konsumen yang menanyakan layanan yang belum tersedia di bisnis Anda? Dengan memenuhi kebutuhan konsumen, layanan Anda tentu bisa semakin tumbuh dan berkembang.
5. Melibatkan tim dalam hal upgrade konsumen
Tim adalah wajah sebuah bisnis. Mereka berkesempatan kontak langsung dengan kustomer dan tempat bisnis berlangsung. Hal ini membuat mereka potensial untuk mengidentifikasi kesempatan upselling. Motivasi tim dengan lebih melibatkan mereka untuk upselling dengan cara beri pelatihan untuk upsell, sediakan peralatan yang mumpuni, dan tawarkan insentif upselling.
6. Menggunakan contoh kehidupan nyata untuk membuat penjualan
Menunjukkan contoh-contoh yang nyata ke kustomer dapat memvalidasi upsell. Anda bisa menggunakan testimoni, foto, dan bukti lainnya yang bisa meyakinkan konsumen bahwa add-on upgrade yang ada valuable untuk mereka.
Strategi Upselling dengan Menawarkan Preventive Maintenance
Preventive maintenance (PM) memberi peluang konsumen untuk punya value lebih baik untuk investasi mereka. Layanan PM biasanya memberikan perlindungan tambahan terhadap barang. Hal tersebut membantu konsumen menjaga produk yang mereka beli. Penawaran PM ini bisa masuk ke dalam strategi upselling Anda ketika konsumen membeli produk Anda. Misalnya paket paling murah tidak termasuk PM, sedangkan untuk mendapatkan layanan PM, mereka harus upgrade ke level paket yang lebih tinggi yang tentu lebih mahal harganya. Keuntungan lainnya selain menaikkan revenue dari upselling yaitu mendapatkan kepuasan pelanggan sekaligus retensi kustomer. Aplikasi Sidig merupakan platform multifungsi yang bisa mendukung strategi upselling bisnis Anda dengan menawarkan preventive maintenance dan layanan after-sale. Pelajari selengkapnya di https://sidig.id/
by B3Sahabat | Aug 18, 2022 | Blog, Manajemen Purna Jual
Cost behavior dapat diartikan sebagai perilaku biaya, yaitu perubahan perilaku dari naik atau turunnya kondisi operasional perusahaan selama aktivitas bisnis berjalan. Proses menganalisa kegiatan perhitungan biaya sangatlah krusial bagi sebuah perusahaan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan perilaku biaya.
Perilaku biaya sangat penting untuk dipahami khususnya ketika membuat budgeting tahunan. Dengan mengetahui perilaku biaya, manajer data memutuskan sebelumnya jika ada biaya yang akan dikurangi atau dinaikkan seiring dengan perubahan aktivitas bisnis. Misalnya perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh produksi, lalu untuk memenuhi tuntutan yang lebih, perusahaan kemudian harus berinvestasi lebih pada alur produksi.
Memahami perilaku biaya juga esensial untuk menganalisa volume profit. Selain itu, perilaku biaya juga membantu manajemen dalam hal perencanaan dan pengontrolan biaya serta pengambilan keputusan dan evaluasi biaya.
Apa Arti Perilaku Biaya (Cost Behavior)?
Perilaku biaya adalah sebuah perilaku yang mana biaya terpengaruhi oleh perubahan di dalam aktivitas bisnis. Seorang manajer bisnis seharusnya waspada mengenai perilaku biaya ketika merancang budget tahunan untuk mengantisipasi apakah ada biaya yang akan naik atau turun. Misalnya, jika penggunaan alur produksi mendekati kapasitas maksimalnya, perilaku biaya yang relevan akan diperkirakan naik cukup drastis (untuk membayar perluasan peralatan) jika level tuntutan berangsur-angsur naik oleh sejumlah kecil tambahan biaya. Memahami perilaku biaya adalah aspek kritikal dari analisa cost-volume-profit.
Tipe-tipe Perilaku Biaya
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlahnya di dalam suatu lingkup aktivitas tertentu. Jumlah total biaya tetap tidak akan berubah ketika aktivitas bertambah atau berkurang. Karena biaya tetap secara konstan tidak berubah jumlahnya, biaya tetap per unit aktivitas berkurang ketika volume naik dan biaya tetap per unit aktivitas naik ketika volume berkurang. Contohnya harga sewa bangunan tidak akan berubah, bahkan ketika level penjualan dari penyewa berubah secara dramatis. Contoh lainnya yaitu depresiasi dan asuransi fasilitas dan peralatan bakery. Tidak terpaku pada kuantitas roti artisan yang diproduksi dalam sebulan, jumlah total nilai depresiasi dan asuransi untuk tiap bulannya tetaplah sama.
Banyak ongkos tetap manufaktur adalah termasuk biaya tetap dan jumlahnya menjadi bertambah besar. Contoh tambahannya termasuk depresiasi perusahaan pabrik milik sendiri, depresiasi permesinan dan peralatan, gaji dan keuntungan supervisor manufaktur, biaya administrasi pabrik, dll. Salah satu tantangan terkait ongkos tetap manufaktur yaitu alokasi biaya tetap ke unit individual produk (yang mana biasanya bervariasi dalam hal ukuran dan kompleksitas).
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya bisa berubah sesuai perubahan aktivitas atau volume bisnis. Contohnya yaitu material langsung yang spesifik yang tergabung dengan setiap produk yang dijual. Biasanya, material langsung untuk pembuatan produk adalah biaya variabel. Jumlah total biaya variabel meningkat sejalan dengan kenaikan aktivitasnya. Jumlah total biaya variabel juga akan menurun berbanding lurus dengan penurunan aktivitasnya. Misalnya biaya tepung untuk bakery yang memproduksi roti artisan; semakin banyak balok roti yang diproduksi, semakin tinggi biaya total tepung yang digunakan oleh bakery tersebut. Ongkos belanja atau operasional juga merupakan biaya variabel. Kemudian komisi ritel atas barang yang terjual termasuk dalam biaya variabel juga karena bisa bervariasi tergantung berapa persenannya untuk tiap produk terjual dan berapa jumlah produk yang terjual.
3. Biaya Campuran (Mixed Cost)
Terakhir, ada biaya campuran yang mengandung elemen biaya tetap dan biaya variabel. Contohnya yaitu biaya akses internet termasuk biaya akses standar bulanan (biaya tetap) dan biaya penggunaan broadband (biaya variabel).
Contoh lainnya yaitu biaya gas alam dari sebuah bakery. Beberapa tagihan gas bulanan punya biaya yang flat dipungut dari utilitas dan tagihan gas lainnya merupakan biaya pemanasan bangunan. Dua komponen dari tagihan gas ini adalah biaya tetap karena mereka tidak akan berubah ketika bakery memproduksi roti dalam jumlah banyak atau sedikit. Bagaimanapun, komponen ketiga dari tagihan gas adalah biaya mengoperasikan oven-oven. Komponen ini adalah biaya variabel karena akan naik ketika oven harus bekerja untuk waktu yang lebih lama dalam rangka memproduksi roti-roti tambahan.
by B3Sahabat | Aug 16, 2022 | Blog, Preventive Maintenance
Peralatan kerja dan aset perusahaan merupakan komponen penting untuk menunjang kinerja perusahaan. Salah satu strategi untuk menjaga performa peralatan supaya tetap optimal yaitu dengan mengadakan preventive maintenance (PM).
Preventive maintenance merupakan aksi memberikan tindakan berupa pemeliharaan peralatan dan aset perusahaan guna mencegah terjadinya kerusakan atau gagal fungsi peralatan dan mesin. Dengan menjaga pemeliharaannya, maka akan terjaga juga masa pakai atau umur peralatan-peralatan tersebut.
Di era industri 4.0 ini, ranah digital semakin bertumbuh. Banyak teknologi terus dikembangkan untuk memenuhi tantangan jaman. Sama halnya untuk urusan preventive maintenance. Keberadaan teknologi akan sangat membantu dalam proses pelaksanaannya. Software aplikasi preventive maintenance Sidig hadir untuk membantu tim pemeliharaan dalam melakukan pengelolaan peralatan kerja dan aset perusahaan.
Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah sebuah aktivitas rutin pemeliharaan yang dilakukan pada sejumlah peralatan kerja dan aset untuk menjaganya tetap berfungsi dengan optimal dan mencegah downtime secara mendadak atau biaya reparasi darurat. Situasi industrial sangat bergantung pada pemeliharaan terjadwal secara teratur untuk tetap produktif sepenuhnya dan bebas dari kerusakan mekanis yang mahal dan membuang waktu.
Apa itu Software Preventive Maintenance?
Setiap komponen produksi di dalam sistem akan membutuhkan beberapa level dari servis reguler dan mereka juga biasanya membutuhkan paling tidak pembersihan dan pelumasan. Di situasi berbeda, servis yang lebih intensif mungkin akan membutuhkan keterlibatan pengkondisian ulang yang cukup menyeluruh, perbaikan, atau bahkan penggantian bagian tertentu.
Pada level yang cukup tinggi, preventive maintenance juga melibatkan pemeliharaan kilang fisik yang menjadi tempat berbagai sistem produksi. Tugas general yang tergabung dalam tipe preventive maintenance ini termasuk memastikan sistem HVAC bekerja dengan baik, semua sistem kelistrikan berfungsi dan sesuai dengan kode standarnya, dan semua pencahayaan yang penting beroperasi dengan benar.
Manajemen preventive maintenance terkadang bisa menjadi sulit untuk dilakukan, sehingga banyak perusahaan perlu mengatasinya dengan sistem manajemen pemeliharaan yang terkomputerisasi (CMMS). Software preventive maintenance adalah sebuah program yang didesain spesial untuk membantu semua aspek perencanaan dan eksekusi preventive maintenance.
Software PM membantu mengurangi biaya operasi dan menawarkan efisiensi operasional yang meningkatkan profitabilitas. Selain itu, software PM juga mencegah masalah sebelum mereka terjadi, menjaga operasional perusahaan berjalan dengan lancar menggunakan pemeliharaan yang dapat dipercaya dan sistem inspeksi.
Keuntungan Penggunaan Software Preventive Maintenance
Berikut dua keuntungan utama yang diberikan oleh software aplikasi preventive maintenance:
1. Program preventive maintenance akan membantu menekan biaya operasional
Sebuah software program preventive maintenance yang baik akan mengurangi downtime mesin yang mahal, membantu memastikan semua peralatan penting dan onderdil tersedia sebelum PM dimulai, dan mengurangi reparasi reaktif yang mahal.
2. Software preventive maintenance akan meningkatkan produktivitas
Perencanaan dan penjadwalan kerja yang lebih baik dapat memaksimalkan efisiensi dari kinerja karyawan, sehingga PM dapat terselesaikan dengan lebih cepat juga.
Fitur-fitur yang Harus Ada di Software Preventive Maintenance
Software preventive maintenance harus mempunyai fitur-fitur utama yang mendukung proses pelaksanaan pemeliharaan. Beberapa fitur wajib dari software PM yaitu:
- Scheduling
- Work order
- Reporting
- Checklist
- Documentation
by B3Sahabat | Aug 15, 2022 | Blog, Preventive Maintenance
Setiap aset dan peralatan perusahaan perlu dijaga dan dipelihara supaya terjaga fungsi baiknya. Pemeliharaan aset dan peralatan dapat membantu lancarnya jalannya bisnis sebuah perusahaan. Preventive maintenance merupakan sebuah strategi perusahaan untuk mengusahakan pengelolaan aset dan peralatan kerja.
Preventive maintenance adalah pemeliharaan dan pengecekan rutin dan teratur peralatan dan aset untuk menjaga mereka tetap optimal kinerjanya dan menghindari downtime secara mendadak dari kegagalan fungsi peralatan. Sebelum terjadi masalah, perlu dirancang strategi pemeliharaan yang matang untuk merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan.
Preventive maintenance yang baik juga melibatkan pencatatan riwayat inspeksi dan servis peralatan. Di era teknolgi yang berkembang pesat ini, hadirnya software maintenance akan sangat membantu dan mempermudah proses preventive maintenance.
Apa itu Preventive Maintenance?
Preventive maintenance dapat diartikan sebagai pemeliharaan pencegahan, yaitu pemeliharaan aset fisik dan peralatan kerja yang dilakukan secara rutin dan teratur untuk mengurangi risiko kegagalan fungsi alat dan mesin downtime yang tak terencana. Jika mesin downtime, biayanya akan menjadi sangat mahal untuk pemeliharaan dan pengelolaan fasilitasnya.
Preventive maintenance melibatkan aksi menjalankan aktivitas pemeliharaan yang terjadwal secara teratur untuk membantu mencegah kegagalan alat yang tak terduga di masa mendatang. Sederhananya, preventive maintenance adalah mencegah kerusakan sebelum alat benar-benar rusak.
Preventive maintenance yang efektif adalah yang terencana dan terjadwal berdasarkan insight data yang real-time, seringkali dipantau menggunakan sebuah software CMMS. Hal tersebut dilakukan ketika peralatan masih bekerja atau bisa digunakan untuk mencegah kerusakan tak terduga. Strategi preventive maintenance biasanya menggunakan pendekatan antara pemeliharaan reaktif dan pemeliharaan prediktif.
Mengapa Preventive Maintenance itu Penting?
Penting untuk melakukan preventive maintenance karena hal tersebut merupakan pondasi pengelolaan fasilitas yang sukses. Preventive maintenance menjaga peralatan dan aset bekerja secara efisien, memelihara keamanan untuk karyawan dengan level tinggi, dan membantu menghindari perbaikan besar dan mahal. Secara keseluruhan, program preventive maintenance yang berfungsi secara tepat dapat memastikan gangguan operasional dapat terminimalisir dengan baik.
Cara Kerja Preventive Maintenance
Melalui pembelajaran mesin, data analitik operasional dan monitor kesehatan aset yang terprediksi; teknisi dapat mengoptimalkan pemeliharaan dan mengurangi risiko reliabilitas untuk mengoperasikan bisnis. Software yang didesain khusus untuk mendukung preventive maintenance dapat membantu menghasilkan operasional yang stabil, memastikan kesesuaian dengan garansi dan mengatasi isu yang berdampak pada produksi ― sebelum isu kerusakan terjadi.
Keuntungan dari Preventive Maintenance
Mulailah untuk mendapatkan utilitas yang maksimal dari aset Anda sehingga mampu menghemat biaya dengan menggunakan strategi preventive maintenance. Dengan begitu, maka Anda juga akan memetik manfaatnya seperti bisnis perusahaan berjalan dengan lebih baik dan operasi perusahaan yang selalu siap siaga. Berikut beberapa manfaat dari aktivitas preventive maintenance peralatan dan aset perusahaan:
1. Umur Aset Lebih Lama
Pemeliharaan dan inspeksi yang terjadwal dan dilakukan secara sistematis dapat memastikan aset mencapai siklus hidup yang penuh dan garansi akan terus terbarui.
2. Mengurangi Biaya Pemeliharaan
Penting untuk mengelola pemeliharaan yang terencana dan tidak terencana, inventaris, dan biaya onderdil. Insight yang lebih baik terhadap operasional dan aset dapat membantu mengurangi biaya pemeliharaan secara signifikan.
3. Meningkatkan Produktivitas
Daya kerja yang terorganisir dengan baik adalah kinerja yang lebih produktif. Memperbaiki penjadwalan, mengelola vendor, dan membuat laporan kerja dan finansial dapat mendukung proses preventive maintenance sehingga kesehatan alat dan aset lebih terjaga. Dengan begitu, kinerja karyawan pun lebih produktif karena kerusakan alat kerja terminimalisir dengan baik.
4. Mengurangi Downtime yang Tiba-tiba
Mengidentifikasi perbaikan secara dini dalam siklus hidup aset untuk operasi yang selalu siap siaga dapat meminimalisir downtime dan mengoptimasi produksi.
Tipe-tipe Preventive Maintenance
Ada tiga tipe utama preventive maintenance: pemicunya berdasarkan waktu, penggunaan, dan kondisi. Variasi dari tiga tipe tersebut secara ideal harusnya dijadwalkan dan dilaksanakan pada semua jenis peralatan untuk mencegah kegagalan tak terduga. Manufaktur sering memberikan rekomendasi tentang bagaimana cara terbaik untuk memelihara peralatan.
Seiring dengan insight data secara real-time, tim pemeliharaan perusahaan bisa menjadwalkan preventive maintenance dengan menggunakan tipe preventive maintenance yang tepat. Berikut adalah tiga tipe utama preventive maintenance yang dijelaskan secara detail beserta contohnya:
1. Preventive Maintenance Berdasarkan Waktu
Pendekatan berdasarkan waktu penjadwalan preventive maintenance menggunakan sebuah rangkaian interval waktu seperti setiap 10 hari dan sebagainya. Contohnya yaitu termasuk memulai preventive maintenance (seperti inspeksi darurat teratur) pada hari pertama setiap bulannya atau sekali dalam tiga bulan.
2. Preventive Maintenance Berdasarkan Penggunaan
Preventive maintenance berdasarkan penggunaan memulai aksi pemeliharaan ketika penggunaan aset mencapai benchmark tertentu. Ini bisa termasuk juga setelah angka kilometer, jam, atau siklus produksi tertentu. Contorh dari tipe ini yaitu pemeliharaan rutin yang terjadwal pada sebuah kendaraan bermotor setiap 10.000 km.
3. Preventive Maintenance Berdasarkan Kondisi
Pemeliharaan berdasarkan kondisi adalah sebuah bentuk pemeliharaan proaktif. Tipe ini adalah strategi pemeliharaan yang memonitor kondisi sebenarnya dari sebuah aset untuk menentukan apa tugas pemeliharaan yang dibutuhkan untuk dilakukan. Pemeliharaan berdasarkan kondisi menandakan bahwa pemeliharaan seharusnya dilakukan ketika indikator tertentu menunjukkan tanda-tanda penurunan performa atau kegagalan fungsi yang kiranya akan terjadi.
Contohnya yaitu preventive maintenance akan dijadwalkan ketika vibrasi pada komponen tertentu mencapai ambang batas tertentu dan mengindikasikan bahwa komponen tersebut seharusnya diganti atau dilumasi.
Contoh Preventive Maintenance
Persyaratan preventive maintenance berbeda-beda bergantung pada peralatan yang akan di-maintenance. Contoh tugas pemeliharaan yaitu termasuk pembersihan, pelumasan, penggantian, atau perbaikan sebuah komponen, atau bahkan sebagian atau reparasi menyeluruh.
Contoh yang lebih terlihat dari preventive maintenance termasuk memastikan garis produksi peralatan bekerja secara efisien, elemen ventilasi atau air conditioning diperiksa, dibersihkan, dan diperbaharui.
Bagaimanapun, area-area bisnis lainnya juga mensyaratkan pemeliharaan teratur. Pasokan air butuh untuk disterilisasi, sistem elektrik harus aman dan sesuai dengan legislasi. Kemudian pintu, pencahayaan, dan flooring juga butuh dicek dan dipastikan bahwa mereka semua berfungsi dengan benar dan tidak punya potensi membahayakan.
Software untuk Membantu Proses Preventive Maintenance
Software preventive maintenance memungkinkan Anda untuk menjadwalkan pemeliharaan, mengirimkan peringatan ke orang yang tepat ketika waktunya pemeliharaan tiba, dan meningkatkan akses ke sumber dan alokasi yang membuat rencana tindakan pemeliharaan berjalan lebih cepat dan lebih efektif. Sehingga, Anda bisa membuat proses lebih efisien dan membantu preventive maintenance berjalan dengan optimal.
Fitur-fitur yang terdapat pada software preventive maintenance yaitu seperti fitur penjadwalan maintenance and repair, fitur pengingat untuk waktu jatuh tempo, dan akses ke sumber data informasi. Beberapa software preventive maintenance yang bisa Anda gunakan yaitu Fiix, DPSI, Limble CMMS, MaintainX, Upkeep, Mapcon, dll.
Kesimpulan
Perusahaan perlu merancang strategi preventive maintenance untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait peralatan kerja dan aset perusahaan. Supaya segala peralatan kerja dapat optimal fungsinya, perlu dilakukan pengecekan dan pemeliharan secara rutin dan teratur sehingga jika ada permasalahan pada alat dapat segera dicegah sebelum benar-benar rusak.
Seperti yang kita tahu bahwa semakin rusak sebuah alat, maka biaya perbaikan akan semakin mahal. Di sinilah peran preventive maintenance dibutuhkan, yaitu meminimalisir biaya-biaya tak terduga.
Dengan terjaganya peralatan kerja dan aset perusahaan, maka kinerja karyawan pun menjadi semakin produktif. Permasalahan alat seperti mesin downtime sangat bisa untuk dicegah jika dilakukan pemeliharaan secara rutin dan teratur dengan tindakan yang sistematis.