Strategi Upselling untuk Optimasi Penjualan

Strategi Upselling untuk Optimasi Penjualan

Setiap bisnis pasti tujuan utamanya adalah penjualan. Semakin banyak produk/jasa terjual, maka semakin tinggi revenue yang didapatkan. Jika produk/jasa bisa terjual sesuai target atau bahkan melampaui target, hal tersebut bisa menjadi indikator bisnis berjalan dengan baik dan sukses.

Beberapa strategi bisa diupayakan dalam rangka meningkatkan penjualan seperti strategi upselling. Dengan menerapkan salah satu strategi marketing yaitu strategi upselling, perusahaan bisa mendapat keuntungan lebih tinggi dari penjualan produk sekaligus membuat produk terjual semakin banyak. Strategi upselling memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan penjualan dengan memberikan rekomendasi-rekomendasi tertentu kepada konsumen supaya konsumen tersebut berbelanja lebih banyak lagi.

Apa itu Upselling?

Upselling adalah sebuah teknik penjualan di mana perusahaan menawarkan konsumen layanan yang lebih mahal atau mendorong mereka untuk menambah jumlah items yang dibelanjakan sehingga perusahaan menghasilkan revenue lebih tinggi. Sederhananya, strategi upselling membuat konsumen menyadari bahwa perusahaan Anda menawarkan layanan di level yang berbeda dari lainnya.

Contohnya jika Anda menjalankan bisnis cleaning, Anda bisa upsell ke konsumen dengan mengajak mereka untuk upgrade dari paket basic cleaning ke paket yang lebih premium seperti paket deep cleaning.

Namun, perlu diingat bahwa upselling bukanlah taktik penjualan dengan pemaksaan yang agresif. Konsep upselling lebih ke membantu para konsumen. Upselling membantu mereka dengan menawarkan solusi yang lebih baik dari dilema awal mereka.

Bagaimana Cara Kerja Strategi Upselling?

Bagaimana caranya menerapkan strategi upselling ini? Yuk, kita bahas. Ada enam teknik upselling bisa Anda gunakan untuk upsell layanan bisnis Anda:

1. Menawarkan level berbeda yang saling berkaitan untuk setiap paket layanan

Anda bisa menawarkan 3 level paket yang saling berkaitan, misalnya paket level gold, silver, dan bronze yang setiap level merupakan integrasi atau turunan dari paket lainnya secara berurutan. Hal tersebut dapat membantu upselling dengan memberikan opsi kepada konsumen dengan value lebih. Dengan membandingkan 3 level berbeda, konsumen akan mendapat visual yang jelas dari value setiap paket. Pastikan memvariasikannya sebagai opsi dari low, medium, hingga high-level untuk mengakomodasikan budget yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatannya, semakin lengkap paket yang ditawarkan dan semakin mahal.

2. Menyarankan untuk upgrade atau menambah items

Biarkan kustomer tahu tentang layanan tambahan atau upgrade yang Anda tawarkan. Misalnya, untuk jasa layanan cleaning Anda bisa beri opsi untuk beberapa upgrade sebagai tambahan layanan seperti opsi tambahan semprot anti serangga atau opsi tambahan parfum ruangan. Penambahan opsi ini bukan untuk diskon tapi supaya konsumen tahu keberadaan tambahan tersebut.

3. Menginformasikan semua layanan ke konsumen

Terkadang inti dari upselling adalah membiarkan kustomer tahu tentang semua layanan yang ada dan layanan baru. Untuk mengedukasi mereka mengenai semua layanan yang Anda tawarkan, Anda bisa terus update di media sosial dan website maupun menggunakan email marketing.

4. Memperluas layanan untuk mengatasi permasalahan klien

Mencari tahu kebutuhan konsumen dengan riset pasar adalah cara yang baik untuk memulai. Apakah ada layanan lain yang bisa Anda tawarkan yang menguntungkan konsumen? Apakah ada konsumen yang menanyakan layanan yang belum tersedia di bisnis Anda? Dengan memenuhi kebutuhan konsumen, layanan Anda tentu bisa semakin tumbuh dan berkembang.

5. Melibatkan tim dalam hal upgrade konsumen

Tim adalah wajah sebuah bisnis. Mereka berkesempatan kontak langsung dengan kustomer dan tempat bisnis berlangsung. Hal ini membuat mereka potensial untuk mengidentifikasi kesempatan upselling. Motivasi tim dengan lebih melibatkan mereka untuk upselling dengan cara beri pelatihan untuk upsell, sediakan peralatan yang mumpuni, dan tawarkan insentif upselling.

6. Menggunakan contoh kehidupan nyata untuk membuat penjualan

Menunjukkan contoh-contoh yang nyata ke kustomer dapat memvalidasi upsell. Anda bisa menggunakan testimoni, foto, dan bukti lainnya yang bisa meyakinkan konsumen bahwa add-on upgrade yang ada valuable untuk mereka.

Strategi Upselling dengan Menawarkan Preventive Maintenance

Preventive maintenance (PM) memberi peluang konsumen untuk punya value lebih baik untuk investasi mereka. Layanan PM biasanya memberikan perlindungan tambahan terhadap barang. Hal tersebut membantu konsumen menjaga produk yang mereka beli. Penawaran PM ini bisa masuk ke dalam strategi upselling Anda ketika konsumen membeli produk Anda. Misalnya paket paling murah tidak termasuk PM, sedangkan untuk mendapatkan layanan PM, mereka harus upgrade ke level paket yang lebih tinggi yang tentu lebih mahal harganya. Keuntungan lainnya selain menaikkan revenue dari upselling yaitu mendapatkan kepuasan pelanggan sekaligus retensi kustomer. Aplikasi Sidig merupakan platform multifungsi yang bisa mendukung strategi upselling bisnis Anda dengan menawarkan preventive maintenance dan layanan after-sale. Pelajari selengkapnya di https://sidig.id/

Perilaku Biaya: Biaya Tetap vs Biaya Variabel

Perilaku Biaya: Biaya Tetap vs Biaya Variabel

Cost behavior dapat diartikan sebagai perilaku biaya, yaitu perubahan perilaku dari naik atau turunnya kondisi operasional perusahaan selama aktivitas bisnis berjalan. Proses menganalisa kegiatan perhitungan biaya sangatlah krusial bagi sebuah perusahaan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan perilaku biaya.

Perilaku biaya sangat penting untuk dipahami khususnya ketika membuat budgeting tahunan. Dengan mengetahui perilaku biaya, manajer data memutuskan sebelumnya jika ada biaya yang akan dikurangi atau dinaikkan seiring dengan perubahan aktivitas bisnis. Misalnya perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh produksi, lalu untuk memenuhi tuntutan yang lebih, perusahaan kemudian harus berinvestasi lebih pada alur produksi.

Memahami perilaku biaya juga esensial untuk menganalisa volume profit. Selain itu, perilaku biaya juga membantu manajemen dalam hal perencanaan dan pengontrolan biaya serta pengambilan keputusan dan evaluasi biaya.

Apa Arti Perilaku Biaya (Cost Behavior)?

Perilaku biaya adalah sebuah perilaku yang mana biaya terpengaruhi oleh perubahan di dalam aktivitas bisnis. Seorang manajer bisnis seharusnya waspada mengenai perilaku biaya ketika merancang budget tahunan untuk mengantisipasi apakah ada biaya yang akan naik atau turun. Misalnya, jika penggunaan alur produksi mendekati kapasitas maksimalnya, perilaku biaya yang relevan akan diperkirakan naik cukup drastis (untuk membayar perluasan peralatan) jika level tuntutan berangsur-angsur naik oleh sejumlah kecil tambahan biaya. Memahami perilaku biaya adalah aspek kritikal dari analisa cost-volume-profit.

Tipe-tipe Perilaku Biaya

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlahnya di dalam suatu lingkup aktivitas tertentu. Jumlah total biaya tetap tidak akan berubah ketika aktivitas bertambah atau berkurang. Karena biaya tetap secara konstan tidak berubah jumlahnya, biaya tetap per unit aktivitas berkurang ketika volume naik dan biaya tetap per unit aktivitas naik ketika volume berkurang. Contohnya harga sewa bangunan tidak akan berubah, bahkan ketika level penjualan dari penyewa berubah secara dramatis. Contoh lainnya yaitu depresiasi dan asuransi fasilitas dan peralatan bakery. Tidak terpaku pada kuantitas roti artisan yang diproduksi dalam sebulan, jumlah total nilai depresiasi dan asuransi untuk tiap bulannya tetaplah sama.

Banyak ongkos tetap manufaktur adalah termasuk biaya tetap dan jumlahnya menjadi bertambah besar. Contoh tambahannya termasuk depresiasi perusahaan pabrik milik sendiri, depresiasi permesinan dan peralatan, gaji dan keuntungan supervisor manufaktur, biaya administrasi pabrik, dll. Salah satu tantangan terkait ongkos tetap manufaktur yaitu alokasi biaya tetap ke unit individual produk (yang mana biasanya bervariasi dalam hal ukuran dan kompleksitas).

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya bisa berubah sesuai perubahan aktivitas atau volume bisnis. Contohnya yaitu material langsung yang spesifik yang tergabung dengan setiap produk yang dijual. Biasanya, material langsung untuk pembuatan produk adalah biaya variabel. Jumlah total biaya variabel meningkat sejalan dengan kenaikan aktivitasnya. Jumlah total biaya variabel juga akan menurun berbanding lurus dengan penurunan aktivitasnya. Misalnya biaya tepung untuk bakery yang memproduksi roti artisan; semakin banyak balok roti yang diproduksi, semakin tinggi biaya total tepung yang digunakan oleh bakery tersebut. Ongkos belanja atau operasional juga merupakan biaya variabel. Kemudian komisi ritel atas barang yang terjual termasuk dalam biaya variabel juga karena bisa bervariasi tergantung berapa persenannya untuk tiap produk terjual dan berapa jumlah produk yang terjual.

3. Biaya Campuran (Mixed Cost)

Terakhir, ada biaya campuran yang mengandung elemen biaya tetap dan biaya variabel. Contohnya yaitu biaya akses internet termasuk biaya akses standar bulanan (biaya tetap) dan biaya penggunaan broadband (biaya variabel).

Contoh lainnya yaitu biaya gas alam dari sebuah bakery. Beberapa tagihan gas bulanan punya biaya yang flat dipungut dari utilitas dan tagihan gas lainnya merupakan biaya pemanasan bangunan. Dua komponen dari tagihan gas ini adalah biaya tetap karena mereka tidak akan berubah ketika bakery memproduksi roti dalam jumlah banyak atau sedikit. Bagaimanapun, komponen ketiga dari tagihan gas adalah biaya mengoperasikan oven-oven. Komponen ini adalah biaya variabel karena akan naik ketika oven harus bekerja untuk waktu yang lebih lama dalam rangka memproduksi roti-roti tambahan.

Software Preventive Maintenance untuk Optimalkan Bisnis

Software Preventive Maintenance untuk Optimalkan Bisnis

Peralatan kerja dan aset perusahaan merupakan komponen penting untuk menunjang kinerja perusahaan. Salah satu strategi untuk menjaga performa peralatan supaya tetap optimal yaitu dengan mengadakan preventive maintenance (PM).

Preventive maintenance merupakan aksi memberikan tindakan berupa pemeliharaan peralatan dan aset perusahaan guna mencegah terjadinya kerusakan atau gagal fungsi peralatan dan mesin. Dengan menjaga pemeliharaannya, maka akan terjaga juga masa pakai atau umur peralatan-peralatan tersebut.

Di era industri 4.0 ini, ranah digital semakin bertumbuh. Banyak teknologi terus dikembangkan untuk memenuhi tantangan jaman. Sama halnya untuk urusan preventive maintenance. Keberadaan teknologi akan sangat membantu dalam proses pelaksanaannya. Software aplikasi preventive maintenance Sidig hadir untuk membantu tim pemeliharaan dalam melakukan pengelolaan peralatan kerja dan aset perusahaan.

Preventive Maintenance

Preventive maintenance adalah sebuah aktivitas rutin pemeliharaan yang dilakukan pada sejumlah peralatan kerja dan aset untuk menjaganya tetap berfungsi dengan optimal dan mencegah downtime secara mendadak atau biaya reparasi darurat. Situasi industrial sangat bergantung pada pemeliharaan terjadwal secara teratur untuk tetap produktif sepenuhnya dan bebas dari kerusakan mekanis yang mahal dan membuang waktu.

Apa itu Software Preventive Maintenance?

Setiap komponen produksi di dalam sistem akan membutuhkan beberapa level dari servis reguler dan mereka juga biasanya membutuhkan paling tidak pembersihan dan pelumasan. Di situasi berbeda, servis yang lebih intensif mungkin akan membutuhkan keterlibatan pengkondisian ulang yang cukup menyeluruh, perbaikan, atau bahkan penggantian bagian tertentu.

Pada level yang cukup tinggi, preventive maintenance juga melibatkan pemeliharaan kilang fisik yang menjadi tempat berbagai sistem produksi. Tugas general yang tergabung dalam tipe preventive maintenance ini termasuk memastikan sistem HVAC bekerja dengan baik, semua sistem kelistrikan berfungsi dan sesuai dengan kode standarnya, dan semua pencahayaan yang penting beroperasi dengan benar.

Manajemen preventive maintenance terkadang bisa menjadi sulit untuk dilakukan, sehingga banyak perusahaan perlu mengatasinya dengan sistem manajemen pemeliharaan yang terkomputerisasi (CMMS). Software preventive maintenance adalah sebuah program yang didesain spesial untuk membantu semua aspek perencanaan dan eksekusi preventive maintenance.

Software PM membantu mengurangi biaya operasi dan menawarkan efisiensi operasional yang meningkatkan profitabilitas. Selain itu, software PM juga mencegah masalah sebelum mereka terjadi, menjaga operasional perusahaan berjalan dengan lancar menggunakan pemeliharaan yang dapat dipercaya dan sistem inspeksi.

Keuntungan Penggunaan Software Preventive Maintenance

Berikut dua keuntungan utama yang diberikan oleh software aplikasi preventive maintenance:

1. Program preventive maintenance akan membantu menekan biaya operasional

Sebuah software program preventive maintenance yang baik akan mengurangi downtime mesin yang mahal, membantu memastikan semua peralatan penting dan onderdil tersedia sebelum PM dimulai, dan mengurangi reparasi reaktif yang mahal.

2. Software preventive maintenance akan meningkatkan produktivitas

Perencanaan dan penjadwalan kerja yang lebih baik dapat memaksimalkan efisiensi dari kinerja karyawan, sehingga PM dapat terselesaikan dengan lebih cepat juga.

Fitur-fitur yang Harus Ada di Software Preventive Maintenance

Software preventive maintenance harus mempunyai fitur-fitur utama yang mendukung proses pelaksanaan pemeliharaan. Beberapa fitur wajib dari software PM yaitu:

  • Scheduling
  • Work order
  • Reporting
  • Checklist
  • Documentation
Preventive Maintenance untuk Menjaga Aset Perusahaan

Preventive Maintenance untuk Menjaga Aset Perusahaan

Setiap aset dan peralatan perusahaan perlu dijaga dan dipelihara supaya terjaga fungsi baiknya. Pemeliharaan aset dan peralatan dapat membantu lancarnya jalannya bisnis sebuah perusahaan. Preventive maintenance merupakan sebuah strategi perusahaan untuk mengusahakan pengelolaan aset dan peralatan kerja.

Preventive maintenance adalah pemeliharaan dan pengecekan rutin dan teratur peralatan dan aset untuk menjaga mereka tetap optimal kinerjanya dan menghindari downtime secara mendadak dari kegagalan fungsi peralatan. Sebelum terjadi masalah, perlu dirancang strategi pemeliharaan yang matang untuk merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan.

Preventive maintenance yang baik juga melibatkan pencatatan riwayat inspeksi dan servis peralatan. Di era teknolgi yang berkembang pesat ini, hadirnya software maintenance akan sangat membantu dan mempermudah proses preventive maintenance.

Apa itu Preventive Maintenance?

Preventive maintenance dapat diartikan sebagai pemeliharaan pencegahan, yaitu pemeliharaan aset fisik dan peralatan kerja yang dilakukan secara rutin dan teratur untuk mengurangi risiko kegagalan fungsi alat dan mesin downtime yang tak terencana. Jika mesin downtime, biayanya akan menjadi sangat mahal untuk pemeliharaan dan pengelolaan fasilitasnya.

Preventive maintenance melibatkan aksi menjalankan aktivitas pemeliharaan yang terjadwal secara teratur untuk membantu mencegah kegagalan alat yang tak terduga di masa mendatang. Sederhananya, preventive maintenance adalah mencegah kerusakan sebelum alat benar-benar rusak.

Preventive maintenance yang efektif adalah yang terencana dan terjadwal berdasarkan insight data yang real-time, seringkali dipantau menggunakan sebuah software CMMS. Hal tersebut dilakukan ketika peralatan masih bekerja atau bisa digunakan untuk mencegah kerusakan tak terduga. Strategi preventive maintenance biasanya menggunakan pendekatan antara pemeliharaan reaktif dan pemeliharaan prediktif.

Mengapa Preventive Maintenance itu Penting?

Penting untuk melakukan preventive maintenance karena hal tersebut merupakan pondasi pengelolaan fasilitas yang sukses. Preventive maintenance menjaga peralatan dan aset bekerja secara efisien, memelihara keamanan untuk karyawan dengan level tinggi, dan membantu menghindari perbaikan besar dan mahal. Secara keseluruhan, program preventive maintenance yang berfungsi secara tepat dapat memastikan gangguan operasional dapat terminimalisir dengan baik.

Cara Kerja Preventive Maintenance

Melalui pembelajaran mesin, data analitik operasional dan monitor kesehatan aset yang terprediksi; teknisi dapat mengoptimalkan pemeliharaan dan mengurangi risiko reliabilitas untuk mengoperasikan bisnis. Software yang didesain khusus untuk mendukung preventive maintenance dapat membantu menghasilkan operasional yang stabil, memastikan kesesuaian dengan garansi dan mengatasi isu yang berdampak pada produksi ― sebelum isu kerusakan terjadi.

Keuntungan dari Preventive Maintenance

Mulailah untuk mendapatkan utilitas yang maksimal dari aset Anda sehingga mampu menghemat biaya dengan menggunakan strategi preventive maintenance. Dengan begitu, maka Anda juga akan memetik manfaatnya seperti bisnis perusahaan berjalan dengan lebih baik dan operasi perusahaan yang selalu siap siaga. Berikut beberapa manfaat dari aktivitas preventive maintenance peralatan dan aset perusahaan:

1. Umur Aset Lebih Lama

Pemeliharaan dan inspeksi yang terjadwal dan dilakukan secara sistematis dapat memastikan aset mencapai siklus hidup yang penuh dan garansi akan terus terbarui.

2. Mengurangi Biaya Pemeliharaan

Penting untuk mengelola pemeliharaan yang terencana dan tidak terencana, inventaris, dan biaya onderdil. Insight yang lebih baik terhadap operasional dan aset dapat membantu mengurangi biaya pemeliharaan secara signifikan.

3. Meningkatkan Produktivitas

Daya kerja yang terorganisir dengan baik adalah kinerja yang lebih produktif. Memperbaiki penjadwalan, mengelola vendor, dan membuat laporan kerja dan finansial dapat mendukung proses preventive maintenance sehingga kesehatan alat dan aset lebih terjaga. Dengan begitu, kinerja karyawan pun lebih produktif karena kerusakan alat kerja terminimalisir dengan baik.

4. Mengurangi Downtime yang Tiba-tiba

Mengidentifikasi perbaikan secara dini dalam siklus hidup aset untuk operasi yang selalu siap siaga dapat meminimalisir downtime dan mengoptimasi produksi.

Tipe-tipe Preventive Maintenance

Ada tiga tipe utama preventive maintenance: pemicunya berdasarkan waktu, penggunaan, dan kondisi. Variasi dari tiga tipe tersebut secara ideal harusnya dijadwalkan dan dilaksanakan pada semua jenis peralatan untuk mencegah kegagalan tak terduga. Manufaktur sering memberikan rekomendasi tentang bagaimana cara terbaik untuk memelihara peralatan.

Seiring dengan insight data secara real-time, tim pemeliharaan perusahaan bisa menjadwalkan preventive maintenance dengan menggunakan tipe preventive maintenance yang tepat. Berikut adalah tiga tipe utama preventive maintenance yang dijelaskan secara detail beserta contohnya:

1. Preventive Maintenance Berdasarkan Waktu

Pendekatan berdasarkan waktu penjadwalan preventive maintenance menggunakan sebuah rangkaian interval waktu seperti setiap 10 hari dan sebagainya. Contohnya yaitu termasuk memulai preventive maintenance (seperti inspeksi darurat teratur) pada hari pertama setiap bulannya atau sekali dalam tiga bulan.

2. Preventive Maintenance Berdasarkan Penggunaan

Preventive maintenance berdasarkan penggunaan memulai aksi pemeliharaan ketika penggunaan aset mencapai benchmark tertentu. Ini bisa termasuk juga setelah angka kilometer, jam, atau siklus produksi tertentu. Contorh dari tipe ini yaitu pemeliharaan rutin yang terjadwal pada sebuah kendaraan bermotor setiap 10.000 km.

3. Preventive Maintenance Berdasarkan Kondisi

Pemeliharaan berdasarkan kondisi adalah sebuah bentuk pemeliharaan proaktif. Tipe ini adalah strategi pemeliharaan yang memonitor kondisi sebenarnya dari sebuah aset untuk menentukan apa tugas pemeliharaan yang dibutuhkan untuk dilakukan. Pemeliharaan berdasarkan kondisi menandakan bahwa pemeliharaan seharusnya dilakukan ketika indikator tertentu menunjukkan tanda-tanda penurunan performa atau kegagalan fungsi yang kiranya akan terjadi.

Contohnya yaitu preventive maintenance akan dijadwalkan ketika vibrasi pada komponen tertentu mencapai ambang batas tertentu dan mengindikasikan bahwa komponen tersebut seharusnya diganti atau dilumasi.

Contoh Preventive Maintenance

Persyaratan preventive maintenance berbeda-beda bergantung pada peralatan yang akan di-maintenance. Contoh tugas pemeliharaan yaitu termasuk pembersihan, pelumasan, penggantian, atau perbaikan sebuah komponen, atau bahkan sebagian atau reparasi menyeluruh.

Contoh yang lebih terlihat dari preventive maintenance termasuk memastikan garis produksi peralatan bekerja secara efisien, elemen ventilasi atau air conditioning diperiksa, dibersihkan, dan diperbaharui.

Bagaimanapun, area-area bisnis lainnya juga mensyaratkan pemeliharaan teratur. Pasokan air butuh untuk disterilisasi, sistem elektrik harus aman dan sesuai dengan legislasi. Kemudian pintu, pencahayaan, dan flooring juga butuh dicek dan dipastikan bahwa mereka semua berfungsi dengan benar dan tidak punya potensi membahayakan.

Software untuk Membantu Proses Preventive Maintenance

Software preventive maintenance memungkinkan Anda untuk menjadwalkan pemeliharaan, mengirimkan peringatan ke orang yang tepat ketika waktunya pemeliharaan tiba, dan meningkatkan akses ke sumber dan alokasi yang membuat rencana tindakan pemeliharaan berjalan lebih cepat dan lebih efektif. Sehingga, Anda bisa membuat proses lebih efisien dan membantu preventive maintenance berjalan dengan optimal.

Fitur-fitur yang terdapat pada software preventive maintenance yaitu seperti fitur penjadwalan maintenance and repair, fitur pengingat untuk waktu jatuh tempo, dan akses ke sumber data informasi. Beberapa software preventive maintenance yang bisa Anda gunakan yaitu Fiix, DPSI, Limble CMMS, MaintainX, Upkeep, Mapcon, dll.

Kesimpulan

Perusahaan perlu merancang strategi preventive maintenance untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait peralatan kerja dan aset perusahaan. Supaya segala peralatan kerja dapat optimal fungsinya, perlu dilakukan pengecekan dan pemeliharan secara rutin dan teratur sehingga jika ada permasalahan pada alat dapat segera dicegah sebelum benar-benar rusak.

Seperti yang kita tahu bahwa semakin rusak sebuah alat, maka biaya perbaikan akan semakin mahal. Di sinilah peran preventive maintenance dibutuhkan, yaitu meminimalisir biaya-biaya tak terduga.

Dengan terjaganya peralatan kerja dan aset perusahaan, maka kinerja karyawan pun menjadi semakin produktif. Permasalahan alat seperti mesin downtime sangat bisa untuk dicegah jika dilakukan pemeliharaan secara rutin dan teratur dengan tindakan yang sistematis.

Contoh Loyalty Program untuk Pelanggan Terbaik

Contoh Loyalty Program untuk Pelanggan Terbaik

Apa itu loyalty program? Dan apa contoh loyalty program? Mari kita bahas!

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu KPI yang ingin dicapai perusahaan. Untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, maka perlu untuk mendapat kepercayaan dari pelanggan tersebut. Membutuhkan strategi yang matang untuk membangun kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Jika seorang konsumen sejak pembelian pertama sudah merasa tidak nyaman dengan transaksi pembeliannya, dia pasti akan langsung pergi dan tidak akan melakukan pembelian ulang produk perusahaan tersebut. Namun, jika sejak pertama seorang konsumen mempunyai pengalaman berbelanja yang nyaman dan menyenangkan dibarengi dengan produk yang sesuai dengan ekspektasi, maka dia akan menaruh kepercayaan terhadap brand atau perusahaan tersebut. Bagaimanapun service merupakan aspek penting selain kualitas produk itu sendiri. Jika layanan perusahaan baik dan kualitas produk perusahaan juga baik, di situlah kepuasan pelanggan akan terpenuhi.

Salah satu strategi yang bisa diimplementasikan perusahaan dalam mencapai KPI kepuasan pelanggan adalah program loyalitas pelanggan. Contoh loyalty program seperti pemberian diskon, hadiah, dan penawaran menarik lainnya berguna untuk mendapat lebih banyak konsumen dan menarik konsumen lama untuk melakukan pembelian ulang sehingga terbangun kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

Untuk lebih paham tentang contoh loyalty program, simak artikel ini sampai habis, ya.

Apa itu Loyalty Program untuk Konsumen?

Loyalty program untuk konsumen adalah pemberian reward kepada konsumen atau pelanggan yang berinteraksi dengan brand secara berulang. Beberapa keuntungan dari loyalty program yaitu menarik konsumen baru, mempertahankan konsumen lama, mengaktifkan lagi konsumen yang tidak aktif, mendorong mereka untuk lebih banyak belanja, dll.

Cara Kerja Loyalty Program

Dengan loyalty program, perusahaan dapat menawarkan poin atau keuntungan kepada konsumen. Mereka bisa menukarkan poin dengan diskon, produk gratis, reward, atau keuntungan lainnya. Tujuannya adalah untuk memotivasi pembelian ulang dan membangun kepercayaan konsumen. Penelitian dari Salesforce menyatakan bahwa 95% konsumen mengatakan kepercayaan terhadap perusahaan menaikkan loyalitas mereka.

Banyak konsumen yang mengikuti loyalty program sebuah brand jika mereka menyukai brand tersebut. Kemudian, kebanyakan konsumen juga menginginkan free ongkir, diskon, akses dini ke promosi dan produk baru juga.

Menjalankan loyalty program berarti juga perusahaan harus mengorbankan sesuatu seperti memberi diskon, sales, akses dini, dll. Namun, timbal balik dari pengadaan program reward sangatlah besar seperti mendapatkan lebih banyak referral kustomer, retensi konsumen lebih tinggi, lebih banyak penjualan, dan advokasi brand.

Tipe-tipe Program Reward

Setelah mengetahui cara kerja loyalty program dan sebelum lanjut ke contoh loyalty program yang sudah terlaksana di beberapa perusahaan, berikut tipe-tipe loyalty program yang bisa dijadikan sebagai referensi untuk bisnis Anda.

1. Program Loyalitas Berupa Poin

Program poin adalah tipe yang paling umum. Konsumen punya kesempatan mendapatkan reward poin untuk dikumpulkan, dan nantinya bisa ditukarkan dengan freebies, cashback, diskon, dll. Poin tidak hanya didapat dari transaksi pembelian saja, tapi bisa juga dengan cara sharing di media sosial, memberi ulasan, ketika ulang tahun, atau dengan memainkan game tertentu jika program reward berbasis aplikasi.

2. Program Loyalitas Berdasarkan Tingkatan Membership

Tipe ini terkait level membership yang dimiliki konsumen, di mana member mempunyai keuntungan yang berbeda-beda tergantung tingkatan mereka. Tingkatan ditentukan dengan metrik seperti sales atau engagement. Tipe ini memberi konsumen suatu tujuan. Semakin tinggi tingkatannya, maka membership semakin eksklusif dan reward yang didapat juga nilainya lebih tinggi.

3. Program Loyalitas Berbayar

Loyalty program berbayar memberikan konsumen keuntungan dengan segera. Biaya program ini bisa berulang atau rutin dibayarkan atau hanya sekali bayar saja. Tipe ini dapat menghasilkan customer value yang lebih tinggi. Sebuah riset menunjukkan bahwa 62% member loyalty program berbayar akan mau menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli barang sebuah brand setelah mengikuti programnya.

4. Program Loyalitas Value-Based

Tipe ini bertujuan untuk terkoneksi dengan konsumen secara lebih dalam. Program ini melibatkan donasi beberapa persen dari pembelian untuk amal atau program kesejahteraan. Program ini tidak benar-benar memberikan reward ke konsumen, namun akan menyentuh sisi lain konsumen berupa koneksi spesial karena reward digunakan untuk keuntungan sosial.

Contoh Loyalty Program

1. Sephora

Beauty Insider milik Sephora adalah salah satu contoh loyalty program terbaik dari tipe tingkatan membership berbasis poin. Member bisa mendapatkan poin dari setiap transaksi dan menaiki tangga tingkatannya yaitu dari ‘insider’ ke ‘VIB’ dan ke ‘rouge’. Bahkan meskipun mereka tidak melakukan pembelian, member tetap bisa menikmati beberapa keuntungan dengan menjadi ‘insider.’ Sephora menargetkan mereka dengan deal member eksklusif dan penawaran spesial.

Program reward Sephora lebih dari sekedar pengejaran diskon dengan menghabiskan sejumlah uang untuk belanja, keuntungan yang didapat dari brand juga berupa kado ulang tahun, event eksklusif, giveaway, dan launching produk.

2. The Body Shop

The Body Shop meyakini bahwa sebuah bisnis bisa menjadi daya yang baik, sehingga ketika mereka mengembangkan loyalty program, mereka memudahkan konsumen untuk mendapat reward sekaligus memberi pilihan untuk berdonasi. Program mereka bernama Love Your Body Club. Member bisa mengumpulkan poin ketika melakukan pembelian, sekalinya mereka mencapai 100 poin, mereka akan dapat reward $10 untuk dibelanjakan. Namun, member punya pilihan untuk mendonasikan reward $10 tersebut ke salah satu mitra amal mereka.

Strategi ini tidak hanya memperkuat image brand, tetapi juga bisa meningkatkan engagement konsumen dan loyalitas brand karena value konsumen tercermin dalam program ini.

3. Starbuck

Dengan program Starbuck reward, setiap pembelian membawa konsumen lebih dekat dengan minuman atau makanan gratis. Poin di Starbuck reward lebih dikenal dengan ‘star’ dan untuk mengumpulkan star loyalitas, Anda hanya perlu membeli minuman atau makanan dengan menggunakan Starbuck card. Selain itu, ada juga birthday treat dapat ditukarkan dengan cake tertentu, kemudian member juga sering mendapatkan kejutan penawaran menarik seperti diskon, promo, atau kesempatan mendapat star berlipat ganda di periode tertentu. Member juga akan mendapat informasi launching produk dan berbagai informasi yang memberi keuntungan member.

Starbuck card juga dapat digunakan untuk deposit saldo, sehingga pembayaran bisa dilakukan dengan cashless sambil mengumpulkan star untuk mendapatkan reward per 100 stars; yang bisa ditukarkan dengan free beverage maupun Starbuck VIA (beans kopi).

4. Apple

Yang ini sedikit berbeda. Terkadang, program loyalitas paling inovatif adalah punya konsumen loyal tanpa mengaplikasikan loyalty program sama sekali. Tidak setiap ritel dapat membangun konsumen yang loyal dan berdedikasi seperti yang dilakukan oleh Apple yang mana tidak menawarkan reward maupun insentif sekalipun. Namun ritel tetap punya keinginan sendiri untuk benar-benar menjual keunikan produk.

Dengan mengikat konsumen menggunakan produk itu sendiri, menciptakan pengalaman luar biasa untuk konsumen, dan menawarkan keuntungan dari setiap pembelian; Anda dapat mengeliminasi kebutuhan loyalty program yang konvensional dan beralih ke sistem yang terdigitalisasi menggunakan aplikasi berbasis software.

Loyalty Program untuk Distributor

Loyalty Program untuk Distributor

Loyalty program atau program loyalitas konsumen merupakan sebuah strategi yang berguna untuk menggaet pelanggan dan mempertahankan mereka untuk tetap setia membeli barang atau jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan. Program tersebut bisa berupa diskon, hadiah, kupon, maupun penawaran khusus lainnya.

Selain loyalty program untuk konsumen, perusahaan juga sebaiknya mempunyai strategi pemberlakukan loyalty program untuk mitra seperti distributor. Selain menjual produk langsung ke konsumen, banyak perusahaan yang juga menjalankan bisnis B2B dengan mitra atau partner. Program loyalitas yang menarik untuk channel partner sangatlah penting dimiliki perusahaan dalam rangka menjalin relasi dan juga memberikan apresiasi kinerja mitra supaya tetap bisa bekerja sama dalam jangka waktu panjang.

Pentingnya Loyalty Program untuk Distributor

1. Meningkatkan Proses Distribusi

Loyalty program untuk distributor membantu untuk meningkatkan distribusi produk Anda untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Memberikan insentif untuk sistem distribusi dapat memotivasi mitra channel Anda untuk memprioritaskan dan menempatkan produk Anda lebih premium daripada yang ditawarkan oleh kompetitor Anda. Mitra channel Anda termotivasi oleh apa yang ditawarkan kepada mereka jika mereka menampilkan produk Anda dengan cara terbaiknya.

2. Brand Lebih Dikenal

Distributor berperan penting dalam mempromosikan brand Anda. Program distributor yang sukses melibatkan channel komunikasi yang terbuka dan transparan dalam jaringan distribusi mereka untuk mentransfer informasi vital dan promosi mengenai produk mereka ke distributor mereka.

3. Meningkatkan Loyalitas Konsumen

Program reward distributor yang efektif dapat memberikan efek yang kuat pada loyalitas konsumen. Konsumen dalam berbelanja mencari pengalaman berbelanja yang lebih personal, layanan kustomer yang responsif, dan kepuasan layanan secara keseluruhan dari brand.

Bagaimana Cara Kerja Loyalty Program untuk Distributor?

Susunlah loyalty program distributor Anda dengan baik, dan Anda juga bisa bermitra dengan pemasok untuk membiayai loyalty program Anda karena loyalty program akan berdampak baik untuk bisnis Anda dalam jangka panjang. Beberapa hal yang akan didapat dengan memberikan loyalty program untuk distributor yaitu:

  • Menciptakan poin perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kompetitor
  • Meningkatkan pemeliharaan engagement  kepada pelanggan
  • Menguatkan hubungan dengan mitra pemasok
  • Menghasilkan aliran pemasukan tambahan — pembayaran pemasok untuk program loyalitas akan menambah penghasilan

Dengan eksekusi yang benar, loyalty program untuk distributor akan memungkinkan Anda untuk membangun database kustomer, membangun dan mendukung marketing Anda untuk jangka panjang.

Contoh Loyalty Program Terbaik untuk Distributor

Berikut beberapa loyalty program terbaik yang bisa Anda aplikasikan untuk membantu mendukung komitmen dan dedikasi dari distributor perusahaan.

1. Program Rebate Distributor

Banyak perusahaan besar yang bergantung pada program rebate untuk mengejar sales. Dampaknya sudah dirasakan secara besar-besaran di banyak industri secara lintas global. Rebate distributor sudah terbukti sangat menguntungkan untuk banyak perusahaan karena hal tersebut dapat menjadi faktor penentu laba atau rugi di banyak bisnis.

Rebate distributor adalah pengembalian uang (refund) pembelian dari harga yang ditawarkan ke distributor setelah penjualan selesai. Program rebate distributor biasanya ditawarkan untuk mempromosikan produk dan memberi reward ke distributor yang membeli lebih dengan memberi mereka laba bruto yang lebih baik. Distributor menganggap rebate sebagai jalan untuk menghemat biaya dan menaikkan laba.

Tipe program rebate yang bisa ditawarkan ke distributor yaitu:

  • Growth Rebate

Growth rebate ditawarkan ke distributor yang menggiring pertumbuhan volume dari produk tertentu. Refund tersebut hanya dibayarkan jika target persentase volume tercapai.

  • Mixed Rebate

Mixed rebate ditawarkan ke distributor untuk menjual banyak produk sekaligus dengan laba bruto yang tinggi.

2. SPIFF (Sales Performance Incentive Fund)

SPIFF (Sales Performance Incentive Fund) adalah program insentif jangka pendek yang bertujuan supaya distributor menggiring sales. Program tersebut membantu untuk menaikkan hubungan antara perusahaan dan distributor dan memperbaiki performa. Sebelum rilis sebuah program SPIFF distributor, perusahaan harus mengatur framework yang tepat untuk mencapai kesuksesan program distributor.

Berikut langkah-langkah yang dapat membantu untuk mengimplementasikan program SPIFF yang menguntungkan untuk mitra perusahaan:

  • Atur partisipasi SPIFF sehingga cocok dengan kebutuhan bisnis dan tujuan perusahaan.
  • Uji program SPIFF yang lama untuk mengukur di mana yang salah dan berupaya memperbaikinya.
  • Pilih dari jangkauan pilihan reward SPIFF yang populer seperti reward trip gratis, kartu prepaid, dan merchandise.

3. Insentif Konsumen yang Didapat Melalui Distributor

Program insentif yang baik harus didesain untuk setiap lapisan, termasuk distributor, reseller, dan kustomer. Sebuah bisnis dapat mengatur distributor mereka untuk meluncurkan campaign insetif konsumen mewakili perusahaan. Distributor lebih terkoneksi dengan konsumen. Oleh karena itu mereka ada di posisi terbaik untuk mengerti apa yang konsumen inginkan untuk mendorong mereka menjadi pelanggan yang melakukan pembelian berulang.

Loyalty program membantu menaikkan dan memperbaiki keuntungan dan revenue perusahaan. Konsumen menginginkan perusahaan untuk memberikan reward atas loyalitas mereka. Mendorong distributor untuk melancarkan program loyalitas konsumen adalah cara yang tepat untuk mempertahankan keberlangsungan pertumbuhan dan relevansi di pasar.

Aplikasi Sidig hadir untuk membantu jalannya proses loyalty program distributor yang menjadi ekosistemnya. Dengan berbagai fitur andalannya, Sidig mampu untuk memberi kemudahan dan kelancaran jalannya loyalty program untuk distributor.

WeCreativez WhatsApp Support
Kontak kami melalui Whatsapp
👋 Halo,ada yang bisa kami bantu?