Lacak Distribusi Produk dengan Aplikasi Sidig

Lacak Distribusi Produk dengan Aplikasi Sidig

Saat ini sudah banyak dikembangkan teknologi-teknologi yang dapat membantu berbagai macam proses dan aktivitas bisnis. Di era modern yang serba digital ini, peran teknologi memberikan banyak sekali keuntungan bagi perusahaan-perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Teknologi menawarkan solusi proses-proses yang terautomasi dan terintegrasi sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Dalam mata rantai pasok, semua proses perlu berjalan dengan baik dan seimbang supaya bisnis berjalan lancar dari awal hingga akhir. Tahap distribusi merupakan jantung dari mata rantai supply chain, sehingga memegang peran penting yang memungkinkan barang bisa sampai ke konsumen dengan tepat waktu dan terpercaya. Pelacakan produk sangatlah penting untuk dilakukan sehingga ketika ada kendala seperti barang belum juga sampai ke konsumen, maka bisa diketahui keberadaannya.

Di era teknologi yang berkembang pesat ini, pelacakan distribusi produk bisa dilakukan dengan software manajemen distribusi. Dengan menggunakan software manajemen distribusi, pelacakan produk dan berbagai macam proses yang terjadi yang terlibat dalam tahap distribusi bisa dilaksanakan dengan mudah dan otomatis.

Apa itu Distribusi Produk?

Distribusi produk merujuk ke proses penjualan dan pengiriman produk atau jasa dari manufaktur ke konsumen. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, menjadi suatu hal yang vital untuk meningkatkan distribusi produk guna memastikan bahwa setiap lapisan di saluran distribusi merasa senang karena prosesnya berjalan baik dan lancar. Bergantung pada jaringan saluran distribusi, bisa jadi ada banyak orang dan strategi yang terlibat di dalam distribusi produk sebuah perusahaan.

Distributor berada di sebuah posisi di tengah-tengah mata rantai, yaitu di antara manufaktur dan ritel atau konsumen. Distribusi produk adalah faktor yang sangat penting dalam suksesnya sebuah bisnis ritel. Prosesnya secara langsung berdampak pada kepuasan konsumen, sehingga mengatur dan mempunyai strategi distribusi yang tepat menjadi krusial.

Mengapa Distribusi itu Penting?

Distribusi produk merupakan elemen penting dalam proses operasional, tanpanya maka tidak ada yang berperan melacak dan meningkatkan hubungan antara manufaktur dan konsumen. Jika begitu, maka kemungkinan perusahaan tidak bisa memastikan layanan terbaik yang mungkin untuk diberikan ke konsumen.

Selain itu tahap distribusi produk juga memainkan peran penting untuk menganalisa dan memperbaiki hubungan antara manufaktur dan konsumen, serta secara tidak langsung juga dapat meningkatkan penjualan.

Jika ada hambatan terjadi saat proses distribusi; pengiriman juga akan terhambat lalu konsumen, ritel, dan supplier juga bisa jadi merasa kesal; dampaknya pun kepercayaan jadi hilang. Supaya distribusi produk bisa berjalan sukses, serangkaian feedback yang berkelanjutan butuh untuk diimplementasikan untuk memastikan setiap orang senang dengan prosesnya dan juga mencari celah jika ada perbaikan yang bisa dilakukan.

Dalam kasus dropshipping dan konsumen membeli barang secara online, merchant dan konsumen tidak bisa mencoba produk sebelum mereka membeli jadi mereka percaya begitu saja bahwa item akan sama seperti gambar dan deskripsi. Ini artinya saluran distribusi perlu untuk lebih efisien dalam memberikan respon dan komen di keseluruhan saluran.

Software Manajemen Distribusi

Software manajemen distribusi adalah sebuah sistem yang digunakan oleh manufaktur dan distributor untuk mengelola proses-proses seperti pengontrolan inventaris, pemrosesan pesanan, akuntansi, hubungan dengan kustomer, supply chain, pelacakan item, manajemen penjualan & finansial dan sebagainya, yang bisa digunakan untuk memastikan sinkronisasi dan kolaborasi kerja dengan pemegang saham juga sehingga dapat menghasilkan pembuatan keputusan yang efektif nantinya.

Software manajemen distribusi bisa dibilang sebagai sebuah solusi berupa aplikasi yang dikembangkan khususnya untuk industri manufaktur dan distribusi. Software tersebut didesain untuk membantu manufaktur mengelola dan menangani segala hal mulai dari mengontrol inventaris dan memproses pesanan hingga urusan customer support dan mengelola hubungan dengan konsumen, serta mengelola finansial.

Software manajemen distribusi adalah all-in-one solution yang dirancang untuk menyediakan integrasi yang lebih mudah dan informasi up-to-date. Software aplikasi ini bisa diakses lintas semua departemen yang terlibat, memastikan bahwa semuanya sinkron dengan jadwal dan deadline penting lainnya dan punya metrik yang bagus dan berhasil.

Enterprise Resource Planning (ERP) memayungi software manajemen distribusi ini, membantu untuk merencanakan dan menempatkan sumber-sumber daya pada setiap cabang berbeda dari organisasinya. Tipe software ini bisa dipertimbangkan sebagai platform mini yang mengintegrasi solusi berbeda yang dimaksudkan untuk bekerja bersama untuk memfasilitasi alur informasi antara fungsi bisnis yang saling bergantung di dalam satu lingkaran perusahaan, bersamaan juga dengan mengelola hubungan dehngan sumber-sumber dari luar dan juga pemegang saham.

Sekarang sudah banyak varian software manajemen distribusi yang menyertakan teknologi cloud dan teknik jaringan sosial, khususnya perihal marketing dan human resource.

Solusi Distribusi Produk dengan Sidig

Apa itu platform Sidig? Sidig adalah sebuah aplikasi all-in-one yang dirancang khusus untuk perusahaan atau brand pemilik produk untuk mengoptimalkan manajemen distribusi dan layanan aftersales produk. Dalam menjalankan sebuah bisnis baik produk maupun jasa, pasti terdapat beberapa tantangan khususnya urusan pengelolaan distribusi produk. Permasalahan distribusi yang umum terjadi yaitu seperti alur distribusi yang tidak terkelola dengan baik atau menjadi lebih rumit dengan proses manual.

Aplikasi Sidig memfasilitasi seluruh ekosistem dalam siklus hidup distribusi produk dari hulu ke hilir. Ekosistem Sidig mencakup web apps for principal, web apps for service center, web apps for distributor, web apps for store, dan web apps for customer. Khusus untuk web apps for principal, Sidig memfasilitasi urusan penggaransian produk, generate QR code, pembuatan marketing campaign, pelacakan produk, pelacakan perbaikan produk, penjadwalan maintenance, dan laporan eksekutif.

Sidig memudahkan principal untuk memonitor dan melacak data distribusi produk melalui dashboard: peta persebaran produk, jumlah produk/daerah, statistik penjualan, dan statistik garansi.

Kemudian untuk web apps for distributor, Sidig dapat memfasilitasi invite store, alokasi produk, pembelian data, dan invoicing. Sidig membantu distributor untuk meningkatkan akurasi data dan administrasi distribusi barang produk terbaik Anda.

Benefit yang bisa didapatkan dari aplikasi Sidig ini yaitu sebagai berikut:

  • Memudahkan pelacakan distribusi barang. Principal atau distributor bisa melacak dengan mudah dan memiliki data ke mana produk terjual hingga didistribusikan sampai ke konsumen.
  • Memudahkan pelacakan data garansi kerusakan barang. Aktivasi data garansi dari konsumen, riwayat klaim garansi, produk yang mengalami kerusakan dapat dengan mudah dilacak oleh distributor.
  • Mendapatkan laporan secara real-time dan komprehensif. Seluruh aktivitas dalam Sidig menghasilkan data strategis yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan perusahaan.
  • Lebih cepat dan efisien. Alur kerja proses bisnis dan manajemen klaim garansi produk jadi lebih cepat dan efisien.
  • Meningkatkan performa penjualan. Memberikan informasi akurat tentang demografi dan tren pembelian sehingga perusahaan dapat melakukan penyesuaian dalam strategi penjualan.
  • Meningkatkan layanan konsumen. Media engagement yang efektif untuk konsumen sehingga bisa meningkatkan pola pembelian berulang terhadap produk. Biaya marketing jadi lebih hemat.

Jika bisnis Anda adalah industri alat kesehatan, elektronik, otomotif, mesin, alat olah raga, dan furnitur & rumah tangga; aplikasi Sidig merupakan solusi yang tepat untuk urusan distribusi dan layanan aftersales produk. Yuk, konsultasikan kebutuhan Anda dengan Sidig.

Software Distribusi Penjualan untuk Lacak & Kelola Produk

Software Distribusi Penjualan untuk Lacak & Kelola Produk

Setiap bagian dari siklus penjualan menjadi hal yang krusial untuk bisnis yang menciptakan sebuah produk. Bisnis bisa memilih untuk menjual produk mereka langsung ke konsumen, menjadikan mereka bertanggung jawab atas siklus penjualan seluruhnya, atau bisa juga memilih untuk menggunakan perusahaan distribusi penjualan yang menangani seluruh siklus penjualan tersebut.

Untuk banyak bisnis manufaktur produk, distribusi penjualan membantu mereka untuk mencapai puncak profit tanpa mereka harus melakukannya sendiri sehingga mereka bisa menggunakan waktu untuk berfokus pada objektif bisnis lainnya.

Proses distribusi barang merupakan tahap atau proses yang sangat krusial dalam mata rantai pasok. Keberhasilan distribusi sangat menentukan kelancaran bisnis Anda. Dengan sistem distribusi yang bagus, Anda dapat melacak dan mengelola produk mulai dari manufaktur ke ritel hingga sampai ke konsumen akhir.

Campur tangan teknologi tentu sudah tidak asing dalam proses menjalankan bisnis. Aktivitas distribusi penjualan juga akan sangat terbantu dengan hadirnya software distribusi penjualan. Yuk, simak artikel ini sampai habis untuk tahu lebih lanjut tentang software distribusi penjualan.

Apa itu Distribusi Penjualan?

Distribusi penjualan adalah ketika perusahaan menggunakan proses distribusi atau melalui tahap distribusi untuk menjual produknya ke konsumen, bukan dijual langsung ke konsumen. Dengan metode ini, distributor menangani semua hal yang terlibat dalam menjual produk dan berlaku sebagai koordinator di antara perusahaan dan konsumen.

Perusahaan menjual produknya ke distributor dengan harga lebih miring, lalu distributor menjual produk tersebut dengan harga yang layak dan seharusnya. Dengan begitu, distributor bisa menyimpan profit dari penjualan produk tersebut.

Distributor mempunyai hubungan kolaboratif dengan perusahaan manufaktur, bekerja untuk kepentingan perusahaan dalam hal membeli, transportasi, menyimpan, mengepak, menjual, dan mengirim produk. Perusahaan mungkin memilih untuk menggunakan model distribusi penjualan dalam rangka menaikkan pemasaran produk mereka di pasar atau mendistribusikannya dengan lebih cepat dan efisien.

Manfaat Distribusi Penjualan

Hampir semua perusahaan manufaktur produk bergantung pada kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan dan memperoleh profit. Memilih model distribusi penjualan dan perusahaan distribusi penjualan dapat membuat pernyataan yang besar tentang citra perusahaan, komunikasi, dan produk. Ada banyak manfaat dari distribusi penjualan. Berikut beberapa manfaatnya:

  • Perusahaan bisa berfokus pada objektif perusahaan yang lain ketika distributor menangani penjualan.
  • Perusahaan punya lebih banyak waktu untuk mengurusi area bisnis lainnya ketika mereka tidak harus meluangkan terlalu banyak waktu untuk penjualan.
  • Distributor bisa mencapai pasar dan lokasi yang mungkin perusahaan justru normalnya tidak bisa mencapainya sendiri.
  • Perusahaan bisa memperoleh peningkatan penjualan dan profit yang lebih tinggi ketika menggunakan distributor.

Tipe-tipe Distribusi Penjualan

Dua jenis saluran distribusi yaitu distribusi B2B dan B2C. Banyak dari departemen penjualan dan marketing cukup berjuang dalam usaha menemukan strategi terbaik untuk terhubung dengan klien bisnis lain atau marketing B2B. Tiga tipe utama model distribusi penjualan adalah sebagai berikut:

1. Distribusi Intensif

Distribusi intensif merujuk pada proses distribusi yang melibatkan banyak perantara. Salah satu contohnya yaitu printer kertas. Produk-produk printer kertas tersedia di banyak toko fisik dan juga toko online. Produk tersebut punya cukup banyak saluran distribusi.

2. Distribusi Selektif

Distribusi selektif yaitu proses distribusi yang hanya punya sedikit perantara. Salah satu contohnya yaitu furnitur kantor. Distribusi furnitur kantor terbatas pada beberapa sumber saja.

3. Distribusi Eksklusif

Distribusi eksklusif berarti hanya punya beberapa perantara saja atau bahkan hanya satu perantara saja untuk mengangkut produknya. Contohnya yaitu smartphone Google Pixel 2 yang rilis beberapa tahun yang lalu. Jika konsumen ingin mempunyai gawai baru yang populer ini, mereka secara eksklusif dijual melalui Verizon Wireless.

Software Distribusi Penjualan

Hadirnya teknologi benar-benar sangat membantu proses distribusi penjualan sehingga prosesnya bisa terautomasi dan dapat lebih maksimal dalam melacak dan mengelola penjualan. Software distribusi penjualan merupakan aplikasi yang dapat mengelola semua proses bisnis mulai dari menangani pemesanan, pengelolaan supply chain, penjualan, pengelolaan hubungan dengan konsumen, dan juga pengelolaan finansial.

Seluruh kegiatan-kegiatan tersebut terautomasi menggunakan sebuah sistem distribusi penjualan. Bisnis bisa berjalan dengan lebih efektif dan efisien dengan banyak proses yang tercakup dalam sistem pada software distribusi penjualan. Selain itu, hal-hal seperti kekurangan atau kelebihan stok bisa terminimalisir dengan baik karena pelacakan produk bisa dilakukan dengan sistem yang otomatis.

Software distribusi penjualan memanfaatkan penggunaan sistem yang berbasis cloud sehingga bekerja secara otomatis dan tentu saja bisa diakses dari perangkat gawai di mana saja dan kapan saja, tentu akan lebih praktis dan memberikan banyak kemudahan. Dengan demikian, perusahaan dapat menghemat biaya dan menghindari kesalahan yang bisa terjadi karena disebabkan oleh kelalaian karyawan.

Untuk solusi software distribusi penjualan, silakan klik di sini.

Aplikasi Manajemen Distribusi Logistik

Aplikasi Manajemen Distribusi Logistik

Distribusi dan logistik merupakan dua istilah yang sangat berbeda namun saling berkaitan dan sama-sama penting ketika menjalankan sebuah bisnis. Baik untuk bisnis produk maupun jasa, keduanya sama-sama membutuhkan peran distribusi maupun logistik.

Antara membuat penjualan dan mengantarkan pesanan konsumen, distribusi logistik memainkan peran yang sangat krusial pada mata rantai pasok. Distribusi adalah jantung pada bisnis, khususnya bisnis online. Tanpa distribusi, akan sulit untuk mengirim barang secara konsisten dan memenuhi ekspektasi konsumen.

Bagaimanapun, untuk menjalankan distribusi secara tepat, perlu tindakan yang seimbang. Misalnya, Anda membutuhkan inventasi yang cukup untuk memenuhi tingginya permintaan bersamaan juga dengan mengoptimasi ruang penyimpanan untuk menghemat biaya operasional.

Komponen utama dari distribusi logistik adalah untuk mengurangi risiko, menghemat biaya, dan membuat supply chain menjadi lebih kuat seberapapun tantangan datang. Yuk, kita bahas lebih lanjut mengenai manajemen distribusi logistik.

Apa itu Sistem Logistik?

Sistem logistik merujuk pada proses perencanaan, pengimplementasian, dan pengontrolan pergerakan produk, jasa, atau informasi di dalam sebuah mata rantai pasok dari poin asal mulanya hingga pada titik konsumsi. Berbagai macam perusahaan logistik menangani beberapa atau bahkan semua fungsi supply chain tergantung pada syarat logistik dari klien mereka.

Untuk sistem pengadaan logistik sendiri ada dua macam yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi, tetapi bisa juga campuran keduanya. Sistem sentralisasi yaitu sistem terpusat pada satu unit logistik yang diberikan kewenangan untuk mengadakan barang-barang logistik yang dibutuhkan oleh unit-unit kerja dalam satu organisasi.

Sedangkan sistem desentralisasi yaitu terdapat pemberian kewenangan bagi masing-masing unit kerja untuk merancang daftar barang yang dibutuhkan dan juga kewenangan untuk memproses pengadaannya secara mandiri sehingga masing-masing unit kerja punya unit logistik masing-masing juga di dalam organisasinya.

Sistem informasi logistik menyediakan informasi barang dan mengikuti pola pengiriman mereka dengan progres dan status mereka, dan juga pengaruh perubahan pada pembelian, produksi, pergudangan, dan juga sistem finansial dan akuntansi.

Apa itu Manajemen Logistik?

Manajemen logistik adalah pengaturan fungsi-fungsi manajemen supply chain yang membantu untuk mengatur perencanaan, pengelolaan, dan pengimplementasian proses untuk memindahkan dan menyimpan barang.

Aktivitas manajemen logistik biasanya termasuk manajemen transportasi arah pulang dan pergi, manajemen armada, pergudangan, penanganan material, pemenuhan pesanan, desain jaringan logistik, kontrol inventaris, perencanaan suplai atau permintaan dan manajemen penyedia layanan logistik pihak ketiga.

Termasuk dalam manajemen logistik yaitu sistem manajemen gudang logistik juga. Sistem gudang logistik melingkupi faktor-faktor kompleks dari pengaturan, pemindahan, dan pengelolaan yang terlibat di dalam pergudangan; termasuk juga alur (pengiriman dan penerimaan) inventaris fisik, informasi, dan waktu operasional gudang.

Sistem gudang logistik melibatkan semua kebijakan, prosedur, dan pengaturan alat-alat penting sehingga operasional pergudangan berjalan dengan lancar.

Fungsi Sistem dan Manajemen Logistik

Percuma saja produk Anda sangat fantastis jika tidak mencapai konsumen di mana dan kapan mereka membutuhkannya. Oleh karenanya, sistem dan manajemen logistik sangat esensial untuk kesuksesan sebuah bisnis.

Fungsi-fungsi sistem dan manajemen logistik yaitu termasuk layanan konsumen, pemrosesan pesanan, pencarian sumber dan akuisisi, manajemen inventaris, pergudangan, rencana produksi dan penjadwalan, pengemasan dan pengumpulan, penanganan kargo, dan transportasi. Manajemen logistik adalah bagian dari semua tahap perencanaan dan eksekusi strategi dan operasional.

Lebih jauh, sistem dan manajemen logistik mengkoordinasi semua aktivitas logistik dan mengintegrasinya dengan fungsi-fungsi lainnya termasuk marketing, penjualan, manufaktur, finansial, dan teknologi informasi. Dengan integrasi sistem logistik, segala proses dan aktivitas logistik dapat berjalan dengan baik dan lancar tentunya.

Apa yang Dimaksud dengan Manajemen Distribusi Logistik?

Sistem distribusi logistik bisa berarti banyak hal tergantung dari industrinya. Untuk brand yang langsung berinteraksi dengan konsumen, distribusi logistik merujuk pada proses pengiriman barang jadi secara keseluruhan mulai dari manufaktur atau supplier secara langsung ke ritel atau pusat distribusi di mana pemrosesan pemenuhan pesanan berlangsung.

Dari situ, pesanan disiapkan untuk last-mile delivery. Selama fase distribusi, brand online akan bekerja dengan mitra pembawa yang bervariasi untuk memastikan shipment terkirim tepat waktu dan punya tarif yang paling terjangkau.

Manajemen distribusi logistik berperan mengelola segala proses distribusi logistik dan memastikan barang manufaktur mencapai konsumen dengan cepat dan terpercaya. Perannya sangat krusial dalam mengelola segala aktivitas yang menjembatani antara produksi dan pasar. Areanya mencakup semua proses termasuk distribusi barang ― dari perusahaan manufaktur hingga sampai ke konsumen.

Kemudian fungsi logistik pemasaran dalam saluran distribusi meliputi:

  1. Mengembangkan dan melakukan komunikasi yang persuasif mengenai penawaran produk.
  2. Mengumpulkan informasi penting tentang konsumen dan kompetitor untuk perencanaan kedepannya dan membantu jika perlu dilakukan penukaran barang.
  3. Menempatkan konsumen dan membantu dalam perencanaan untuk mengirimkan produk ke konsumen di dalam time frame yang mereka inginkan.
  4. Menyederhanakan transaksi antara penyedia logistik dan konsumen.
  5. Membantu dalam perencanaan pusat distribusi yang dekat dengan konsumen untuk memastikan bahwa waktu pengiriman sesuai.

Tujuan Manajemen Distribusi Logistik

Berikut beberapa tujuan dari manajemen distribusi logistik:

  1. Memastikan kuantitas produk cukup dan tersedia untuk konsumen. Konsumen harus menerima barang dengan tepat waktu.
  2. Menghemat biaya. Permintaan yang tinggi mengharuskan proses distribusi logistik hanya memakan biaya serendah mungkin untuk mengurangi biaya terkait dengan transportasi, pergudangan, kekurangan barang dan pemrosesan pesanan.
  3. Mempengaruhi kemungkinan produk terus tersedia dan menempati posisi tinggi di pasar.

Contoh Sistem Manajemen Logistik dari Amazon

Bisa dibilang pemimpin logistik paling terkenal yang sudah muncul beberapa dekade terakhir adalah raksasa e-commerce Amazon, yang bisa menjadi contoh sistem logistik sekaligus contoh sistem logistik yang terintegrasi. Amazon terkenal dengan strategi sistem manajemen logistiknya dan merupakan contoh manajemen logistik yang bisa Anda pelajari untuk diterapkan.

Hal tersebut mungkin karena jaringan global distribusi milik perusahaan, penyortiran, dan pusat pemenuhan kebutuhan dan pesanan. Model pengiriman Amazon same-day dan next-day bertumpu pada framework logistik yang kompleks.

Produk dikirimkan ke pusat pemenuhan kebutuhan dan pesanan sebelum dipindahkan ke pusat sortir. Setelah barang sudah sampai di pusat sortir Amazon, barang kemudian dimuat ke mode transportasi jangkauan luas yang bisa juga termasuk armada milik perusahaan sendiri seperti truk atau pesawat pengiriman.

Amazon sudah benar-benar merombak manajemen logistiknya, namun hal tersebut bukan satu-satunya penyedia third party logistics (3PL) yang utama yang meledak di dalam industrinya. Perusahaan seperti UPS dan FedEx juga sudah berperan cukup signifikan dalam transformasi logistik.

Aplikasi Manajemen Distribusi Logistik

Peran teknologi sangat membantu dalam proses manajemen distribusi logistik ini. Aplikasi manajemen distribusi logistik harus mampu menjalankan fungsi dan proses perusahaan untuk mengelola dan mengeksekusi penyimpanan dan pengiriman produk.

Aplikasi manajemen distribusi logistik melibatkan fungsi terintegrasi dan komprehesif dari sistem ERP secara keseluruhan. Fungsinya biasanya terintegrasi dengan fungsi bisnis lain dalam sistem seperti penjualan, finansial, procurement, dan human resource; sekaligus juga berfokus pada manajemen pergudangan, manajemen transportasi, perencanaan supply chain, dan eksekusi supply chain.

Sidig bisa menjadi pilihan aplikasi manajemen distribusi logistik bisni Anda. Pelajari selengkapnya dengan mengunjungi https://sidig.id/

Cross Selling dan Upselling, Mana yang Lebih Baik?

Cross Selling dan Upselling, Mana yang Lebih Baik?

Cross selling dan upselling merupakan dua strategi yang secara luas digunakan oleh banyak brand untuk meningkatkan profit mereka dan membagi value pembelian dengan nilai rata-ratanya. Kedua stratregi marketing ini sebenarnya sangat sederhana tapi juga sangat efektif untuk meningkatkan penjualan bisnis Anda.

Menggaet konsumen-konsumen baru bisa dibilang akan membutuhkan biaya lebih mahal daripada mempertahankan konsumen yang sudah ada atau konsumen lama. Di samping itu, konsumen loyal membeli lebih sering dibandingkan dengan prospek-prospek baru. Jadi, jika Anda mengabaikan strategi cross selling dan upselling ini untuk diterapkan ke kustomer Anda saat ini, Anda benar-benar sudah melewatkan kesempatan untuk mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan profit yang sangat banyak.

Meskipun cross selling dan upselling sama-sama merupakan strategi marketing, namun keduanya memiliki teknik atau metode yang berbeda. Bagaimana, sih, cara kerja cross selling dan upselling? Dan mana yang lebih baik, cross selling atau upselling? Yuk, kita bahas lebih lanjut pada artikel ini.

Apa itu Cross-Selling?

Cross selling adalah sebuah teknik dalam strategi marketing yaitu mempersuasi, mengajak, dan mendorong konsumen untuk membeli produk atau jasa lain selain barang atau jasa yang sudah hendak dibeli sebagai tambahan. Seringkali barang yang dilibatkan dalam strategi cross selling adalah barang komplementer atau barang yang bisa melengkapi dari barang apa yang sudah dipilih untuk dibeli, sehingga konsumen akan merasa lebih punya alasan untuk membeli keduanya atau bahkan beberapa barang sekaligus karena barangnya saling berkaitan.

Setelah konsumen sudah memasukkan belanjaan ke keranjang belanja atau hendak membayar di kasir, secara implisit mereka mensinyalkan bahwa mereka adalah konsumen aktif dan punya intensi untuk membeli. Pada titik siklus hidup pembeli ini, sebuah bisnis seringkali akan mengimplementasikan teknik cross selling ini dengan merekomendasikan sebuah barang komplementer atau dengan memberikan diskon jika kedua barangnya dibeli langsung. Seiring dengan kenyataan bahwa konsumen sudah siap untuk melakukan pembelian pada tahap ini, mereka akan cenderung punya perilaku impulsif di menit-menit terakhir.

Apa itu Upselling?

Upselling adalah sebuah strategi penjualan ketika konsumen didorong untuk membeli sesuatu yang akan membuat pembelanjaan awal mereka bahkan menjadi lebih worthy. Upselling adalah teknik untuk memberi penawaran upgrade atau menawarkan versi yang lebih baik dari produk atau servis yang akan dibeli oleh konsumen. Produk atau servis yang dipromosikan biasanya produk atau item tambahan yang lebih mahal yang dapat menaikkan value pembelanjaan secara keseluruhan.

Upselling biasanya menjadi bagian dari perjalanan pembeli di mana mereka sudah menambahkan sesuatu ke keranjang belanja mereka atau sudah hampir bayar dan jadi punya perilaku lebih reseptif terhadap usaha penjualan di menit-menit akhir. Konsumen biasanya sudah riset produknya, mereka mungkin sudah mempertimbangkan upgrade atau menambah item yang seharusnya meningkatkan kemungkinan mereka untuk akhirnya memutuskan beralih ke versi lebih baik itu di menit terakhir.

Marketer sering menggunakan taktik ini dalam campaign untuk menghasilkan lebih banyak penjualan.

Perbedaan Cross Selling dan Upselling

Sebenarnya upselling dan cross selling adalah dua taktik yang mirip. Selain itu juga keduanya bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan meskipun dengan cara yang berbeda. Upselling menaikkan revenue dengan menjanjikan level produk yang lebih tinggi, sedangkan cross selling melakukan hal serupa dengan menyarankan untuk membeli lebih banyak produk.

Perbedaan antara dua teknik ini juga terletak pada intensi konsumen. Ketika pembeli menambah item yang merupakan bagian dari teknik cross selling, mereka tidak punya intensi untuk membeli item tambahan tersebut sebelumnya. Setelah penjual menyarankan untuk membeli lebih, konsumen mungkin jadi mempertimbangkan menambah item karena mereka cocok dengan barang yang sudah atau hendak dibeli sebelumnya.

Upselling menyerukan hasrat konsumen untuk membeli sesuatu. Penjual menawarkan untuk check out produk yang punya kualitas lebih baik dan hanya itu saja sudah.

Ringkasnya, upselling adalah teknik meng-upgrade belanjaan yang sudah ada sedangkan cross selling adalah menambah barang untuk dibeli.

Pibcxj52M61XARgyfhmPHI 4zQNgVEtHAtQSqYcCW71hP3PaOO3xymiqchMz AJvqfs23pb8W8och00hRse5OAdqIQ8JaVEY6OdPaNzehuD4BAzJNHK Oe5UM6 xjaazBxkM2jdaRhtYpnabRoEjyRMyb24JmUNslQP7F3R5reBWBCUIVVvm GkdamR
Sumber: tranzzo.com 

Contoh Cross selling dan Upselling

Berikut beberapa contoh cross selling dan upselling yang sudah diterapkan di banyak bisnis.

Cross Selling

  • McDonald’s

Saat Anda pergi ke McDonald’s untuk menikmati makan siang atau hanya sekedar ingin menikmati makanan ringan, Anda pasti sering menemui teknik cross selling ini. Misalnya Anda memesan cheeseburger, sudah pasti Anda juga akan ditawari untuk memesan French fries sekaligus. Kemudian jika Anda memesan menu nasi ayamnya, Anda pasti akan ditawari untuk memesan minuman juga seperti soda atau lemon tea.

  • Maybelline

Jika Anda ke gerai Maybelline untuk membeli maskara, Anda pasti juga akan ditawari untuk membeli beberapa item lainnya seperti eyeliner, lipstik, eyeshadow, dan item make up lainnya dari Maybelline.

Upselling

  • Starbucks

Ketika Anda memesan minuman kesukaan Anda di Starbucks, Anda pasti sudah tidak asing dengan penawaran untuk melakukan upsize. Misalnya Anda memesan Caramel Macchiato ukuran tall, pasti Anda sudah tidak asing dengan penawaran seperti “mau upgrade Caramel Macchiato-nya ke cup grande sekalian kak?”

  • HP

HP adalah manufaktur PC internasional yang cukup terkemuka. Ketika konsumen membeli sebuah perangkat PC atau laptop dari mereka, Anda akan menemui teknik upselling seperti penawaran berbagai macam bentuk garansi dan rencana proteksi. Mereka bahkan memasukkan indikator visual untuk menggerakkan konsumen ke rencana yang lebih komprehensif.

Bagaimana CRM Mendukung Fungsi Cross Selling dan Upselling?

Software CRM bisa membantu Anda untuk memperoleh detail data kustomer dan data penjualan. Dengan memahami data penjualan yang sudah ada, Anda bisa memprediksi perilaku kustomer Anda di masa mendatang. Software CRM juga bisa merekam interaksi antara konsumen dengan tim penjualan yang tentu bisa dimanfaatkan untuk memprediksi strategi upselling atau cross selling yang akan digunakan. 

Hal pertama yang perlu dilakukan yaitu memilah konsumen dengan CRM sehingga mereka akan lebih bisa menerima penawaran upselling dan cross selling Anda. Dengan data yang ada, Anda bisa membuat persona pembeli untuk konsumen Anda yang akan membantu untuk memahami tujuan dan kebutuhan mereka. Hal tersebut juga dapat menunjukkan produk atau jasa mana yang bisa Anda upsell atau cross-sell.

Selain itu, penting juga untuk memonitor perjalanan konsumen sehingga dapat menunjukkan waktu yang tepat untuk menerapkan teknik upselling atau cross selling. Semua hal itu bisa dilakukan dengan menggunakan software CRM seperti Sidig. 

Supaya CRM Anda menyediakan data lengkap dan akurat dari hubungan bisnis Anda dan aktivitas yang terhubung dengan mereka, Anda perlu mengotomatiskan praktik sederhana CRM, melacak trend hubungan, dan mendorong kerja tim yang lebih kolaboratif untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan mengeksekusi cross selling dan upselling pada bisnis Anda.

Kesimpulan

Jadi mana yang lebih baik, cross selling atau upselling? Kembali lagi ke perilaku kustomer Anda dan jenis bisnis Anda. Pada dasarnya keduanya bisa sekali digunakan untuk meningkatkan revenue bisnis Anda dengan perencanaan strategi yang matang dan penerapan yang tepat. Untuk informasi lebih lanjut tentang aplikasi CRM guna mendukung strategi upselling dan cross selling yang sedang Anda rencanakan, kunjungi blog Sidig dan temukan artikel yang sedang Anda cari di sana.

Optimasi Rantai Pasok Bisnis dengan SCM

Optimasi Rantai Pasok Bisnis dengan SCM

Dalam proses bisnis terdapat aktivitas-aktivitas yang krusial dalam alurnya. Untuk memproduksi suatu barang, tentu saja dibutuhkan bahan baku. Supaya bahan baku atau material produksi bisa sampai ke tangan produsen, maka diperlukan pemasok atau supplier bahan baku tersebut.

Dalam mata rantai bisnis, setiap prosesnya penting untuk dikelola. Strategi supply chain atau mata rantai pasok merupakan hal paling krusial demi lancarnya proses bisnis dari alur bahan mentah yang berasal dari supplier hingga menjadi barang jadi dan sampai ke tangan konsumen.

Oleh karena itu, SCM atau Supply Chain Management dibutuhkan untuk mengelola mata rantai pasok. SCM (Supply Chain Management) mengurus seluruh alur produksi barang maupun jasa, mulai dari komponen mentah hingga pengiriman akhir produk ke konsumen. Dalam menjalankan strategi SCM (Supply Chain Management), sebuah perusahaan membuat sebuah jaringan supplier yang menggerakkan produk sepanjang proses dari material mentah hingga ke pihak-pihak yang berinteraksi langsung dengan user.

Apa itu Supply Chain?

Supply chain dapat diartikan sebagai mata rantai pasok. Dalam kegiatan bisnis, supply chain memiliki penjelasan lebih dalam yaitu sebagai proses secara menyeluruh dari pembuatan dan penjualan produk-produk komersial, termasuk setiap tahapan dari alurnya yaitu dari pemasokan material atau bahan dan proses manufaktur barang yang juga melalui proses distribusi dan penjualan.

Lingkup supply chain meliputi sebuah jaringan dari semua organisasi, individu, sumber daya, aktivitas, transportasi, peralatan, dan juga teknologi yang terlibat dalam proses produksi dan penjualan sebuah produk ataupun jasa. Supply chain menjabarkan semua proses dari pengiriman sumber bahan baku dari supplier sampai ke produsen hingga akhirnya dikirim dan sampai ke tangan user atau konsumen.

Tipe-tipe Supply Chain

Proses-proses yang terdapat di dalam supply chain cukup kompleks dan banyak bagian yang terus bergerak sehingga mengelolanya pun tidak mudah. Supply chain disederhanakan menjadi tiga jenis sebagai berikut:

1. Upstream Supply Chain

Upstream supply chain melingkupi semua aktivitas yang berkaitan dengan bagian-bagian dari supplier, yaitu pihak yang menyediakan sumber bahan mentah dan mengirimkannya ke manufaktur. Proses upstream termasuk pengadaan bahan mentah untuk produksi barang dan biaya operasional produksi. Perusahaan yang berfokus pada upstream supply chain dapat memastikan kualitas produk jadi, melacak level inventaris, meminimalisir kekurangan material mentah, dan meningkatkan kepuasan konsumen akhir.

2. Downstream Supply Chain

Downstream supply chain merujuk pada aktivitas setelah proses manufaktur, seperti aktivitas distribusi produk ke toko ritel atau e-commerce dan penjualan ke konsumen akhir. Operasional downstream supply chain termasuk juga pemenuhan pemesanan produk dan pengiriman. Alur informasi dari downstream supply chain berakhir pada konsumen akhir. Perusahaan yang berfokus pada downstream supply chain dapat meningkatkan pengalaman konsumen dan menimba keuntungan yang kompetitif. Pengiriman produk yang tepat waktu adalah kunci dari proses downstream.

3. Internal Supply Chain

Internal supply chain yaitu aktivitas dalam mata rantai pada sebuah perusahaan yang menyediakan material produksi dan pabrikasi. Proses ini melibatkan fungsi-fungsi multipel di dalam perusahaan seperti penjualan, produksi, dan distribusi. Performa perusahaan akan meningkat dengan integrasi dari fungsi-fungsi tersebut.

Apa itu SCM (Supply Chain Management)?

SCM (Supply Chain Management) adalah proses pengelolaan pengiriman produk mulai dari bahan mentah yang diolah hingga menjadi produk jadi ke konsumen. Termasuk di dalamnya itu perencanaan suplai, perencanaan produk, perencanaan demand, penjualan dan perencanaan operasional, dan manajemen suplai. SCM (Supply Chain Management) mengoptimasi pembuatan produk dan alur dari sumber bahan mentah lalu ke proses manufaktur, logistik, dan akhirnya pengiriman ke konsumen akhir.

Pengelolaan supply chain ini meliputi perencanaan dan eksekusi proses yang terintegrasi yang dibutuhkan untuk mengelola pergerakan material, informasi, hingga modal keuangan dalam segala aktivitas yang secara luas melibatkan perencanaan demand, suplai, produksi, manajemen inventaris dan gudang penyimpanan, transportasi atau logistik, dan pengembalian produk yang cacat produksi atau berlebih. SCM (Supply Chain Management) bertumpu pada strategi bisnis, spesialisasi software, dan kolaborasi kerja.

Dengan proses yang ekspansif dan kompleks, setiap pihak mulai dari supplier hingga manufaktur dan seterusnya harus berkomunikasi dan bekerja sama untuk menciptakan efisiensi, mengelola risiko, dan beradaptasi pada perubahan dengan cepat.

Tujuan dari SCM 

Ada beberapa objektif dari SCM (Supply Chain Management) yang penting untuk dipahami. SCM (Supply Chain Management) mempunyai tujuan yaitu menyelaraskan suplai dan demand secara efektif dan efisien. Selain itu juga untuk menghindari berbagai macam masalah yang dapat muncul selama proses integrasi supply chain. Masalah yang sering muncul terkait dengan pengadaan sumber daya, pengelolaan akuisisi, manajemen supplier, manajemen customer relationship, identifikasi masalah dan meresponnya, dan juga manajemen risiko.

Objektif strategik dari SCM (Supply Chain Management) adalah untuk memenangkan kompetisi pasar atau paling tidak untuk bertahan di pasar. Untuk memenangkan kompetisi, sebuah bisnis harus mampu menyediakan produk yang benar-benar bagus dan layak. Supply chain harus bisa menyediakan produk yang terjangkau, berkualitas, dan bervariasi. Jika produk bisa memenuhi demand dan ekspektasi konsumen, bisnis Anda akan dengan mudah memenangkan kompetisi pasar.

Mengapa SCM (Supply Chain Management) Penting bagi Sebuah Bisnis?

Sistem SCM (Supply Chain Management) yang efektif dapat meminimalisir biaya, limbah, dan waktu pada siklus produksi. Standar industri yaitu menjadi just-in-time supply chain di mana penjualan ritel secara otomatis memberikan sinyal penambahan pesanan kepada manufaktur. Stok ritel kemudian bisa ditambahkan hampir secepat produk tersebut terjual. Satu cara untuk meningkatkan proses ini adalah menganalisa data dari supply chain partner untuk melihat di bagian mana yang membutuhkan perhatian dan peningkatan lebih jauh.

Dengan menganalisa data dari supply chain partner, SCM dapat berjalan efektif dan dapat meningkatkan value siklus supply chain.

  • Mengidentifikasi potensi masalah. Ketika seorang konsumen memesan produk melebihi kemampuan manufaktur untuk menyediakan produk tersebut, pembeli bisa jadi komplain terkait pelayanan yang buruk. Melalui analisis data, manufaktur jadi bisa mengantisipasi kekurangan tersebut sebelum pembeli kecewa.
  • Mengoptimasi harga secara dinamik. Produk yang musiman mempunyai masa umur yang terbatas. Pada akhir musimnya, produk-produk ini biasanya dijual dengan diskon yang besar. Maskapai penerbangan dan hotel misalnya, biasanya akan menyesuaikan harga secara dinamik untuk memenuhi permintaan. Dengan menggunakan software analitik, teknik prediksi yang serupa dapat meningkatkan margin.
  • Meningkatkan alokasi inventaris yang menjanjikan. Tool dari software analitik membantu mengalokasikan sumber daya dan menjadwalkan kerja berdasarkan prediksi penjualan, pemesanan barang, dan pengiriman material mentah. Manufaktur dapat mengkonfirmasi tanggal pengiriman produk ketika pemesanan dilakukan. Hal ini dapat secara signifikan menghindarkan dari kesalahan pemenuhan pesanan.

Kelebihan dan Kekurangan SCM (Supply Chain Management)

SCM (Supply Chain Management) mempunyai beberapa kelebihan yang mendatangkan keuntungan bagi sebuah bisnis sehingga berdampak pada profit yang lebih tinggi dan brand image yang lebih baik serta keuntungan kompetitif yang lebih baik juga. Beberapa kelebihannya yaitu:

  • Kemampuan yang lebih baik untuk memprediksi dan memenuhi permintaan konsumen
  • Visibilitas supply chain yang lebih baik, manajemen risiko dan sifat prediktif
  • Mengurangi proses yang tidak efisien dan limbah produk
  • Kualitas produk meningkat
  • Meningkatkan sustainability, baik dari sudut pandang yang bersifat sosial maupun lingkungan
  • Memangkas biaya yang tidak diperlukan
  • Meningkatkan cash flow
  • Logistik lebih efisien

Selain mempunyai kelebihan, SCM (Supply Chain Management) juga mempunyai beberapa kekurangan dalam penerapannya. Setiap bisnis dalam menjalankan SCM (Supply Chain Management) tentu akan berhadapan dengan beberapa tantangan yang merupakan kekurangan dari penerapan SCM (Supply Chain Management) itu sendiri jika dalam pelaksanaannya kurang mempunyai strategi yang tepat, yaitu seperti berikut:

  • Ketersediaan bahan baku yang tidak terpenuhi jika mempunyai supplier yang tidak berkomitmen
  • Banyak pihak terlibat dan memiliki kepentingan yang beragam
  • Ketersediaan produk yang tidak pasti jika kapasitas pabrik tidak dimaksimalkan
  • Stok produk yang berlebihan jika proses distribusi terhambat
  • Permintaan produk tidak pasti karena kurangnya pemasaran produk

Perbedaan Logistik dan Supply Chain

SCM (Supply Chain Management) memetakan strategi dan aktivitas-aktivitas yang dimasukkan ke dalam perencanaan, penyediaan sumber daya, produksi, dan pengiriman barang, dan juga mengatasi masalah pengembalian barang. Logistik berfokus pada produk yang tepat berada di tempat yang tepat pula dan di waktu yang tepat, dan  bagaimana produk-produk tersebut sampai di sana.

Kunci perbedaan antara SCM (Supply Chain Management) dan logistik yaitu terletak pada jangkauan dan fokusnya. Kunci perbedaan di antara mereka termasuk:

  • Logistik adalah aktivitas-aktivitas di dalam SCM (Supply Chain Management). SCM melakukan berbagai aktivitas seperti produksi dan perencanaan inventaris, perencanaan kerja, manajemen material dan fasilitas, manufaktur dan pengiriman barang dan jasa.
  • SCM (Supply Chain Management) bertujuan untuk meningkatkan proses untuk mencapai keuntungan yang kompetitif, sedangkan logistik menekankan pada pemenuhan kebutuhan konsumen dan ekspektasi mereka.
  • Logistik fokus pada pengiriman barang yang efisien dan efektif ke konsumen.
  • SCM mengontrol pengembangan bahan baku mentah hingga menjadi produk jadi yang berpindah dari supplier ke produsen lalu ke gudang kemudian ke ritel dan akhirnya ke konsumen.

Berikut perbedaan SCM (Supply Chain Management) dan logistik yang dijabarkan dalam tabel:

LogistikSCM (Supply Chain Management)
Logistik merupakan satu aktivitas di dalam SCMSCM meliputi aktivitas-aktivitas yang cukup luas; termasuk perencanaan, penyediaan sumber material, manajemen kerja dan fasilitas, produksi dan pengiriman barang dan jasa
Logistik berfokus pada pengiriman barang secara efisien dan efektif ke konsumenSCM menargetkan performa operasional yang lebih tinggi yang akan memberikan bisnis sebuah keuntungan yang kompetitif
Logistik berpusat pada pemindahan dan transportasi barang dalam sebuah perusahaanSCM memangku pengembangan material mentah menjadi barang jadi yang berpindah dari produsen ke manufaktur. Barang-barang tersebut di distribusikan ke ritel atau langsung ke konsumen

Cara Kerja SCM (Supply Chain Management) pada Bisnis

Ada lima komponen dari sistem SCM (Supply Chain Management) yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan dan pengelolaan semua sumber daya sangat penting untuk memenuhi permintaan konsumen atas produk atau jasa sebuah bisnis. Ketika supply chain sudah ditentukan dan tetap, tentukanlah metrik untuk mengukur apakah supply chain efisien, efektif, memperlihatkan value ke konsumen dan memenuhi tujuan perusahaan.

2. Penyediaan Sumber Daya

Pilihlah supplier untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk membuat produk-produk bisnis Anda. Lalu, tetapkan proses untuk memonitor dan mengelola hubungan supplier. Kunci prosesnya termasuk pemesanan, penerimaan, pengelolaan inventaris dan otorisasi pembayaran supplier.

3. Manufaktur

Aturlah dengan baik semua aktivitas yang dibutuhkan untuk menerima bahan baku mentah, manufaktur produk, menguji kualitas, mengepak untuk pengiriman dan menjadwalkan pengiriman.

4. Pengiriman dan Logistik

Koordinasikan pesanan konsumen, penjadwalan pengiriman, pengiriman muatan, invoice untuk konsumen, dan penerimaan pembayaran.

5. Pengembalian

Buatlah sebuah jaringan atau alur untuk mengambil kembali barang yang cacat produksi, kelebihan produk, atau produk yang tidak diinginkan.

Penerapan dan Contoh SCM (Supply Chain Management)

Perusahaan umumnya mempunyai sebuah sistem SCM (Supply Chain Management) yang melibatkan beberapa pihak yang berkaitan dalam satu alur melalui 6 langkah, yaitu bahan baku mentah, supplier, manufaktur, distribusi, ritel, dan konsumen.

lqmOFof267EtTqR atH8s6B7Tomzv 7y eJzneMU7aQHO8Fz4NuetecCC OOI s0fYCWvt6xuSypZYQ8pIc X99pgRRknfq

Sumber: www.techtarget.com

Penjelasannya sebagai berikut:

  • Bahan Baku mentah

Langkah pertama yang merupakan tahap awal supply chain adalah penyediaan bahan baku mentah yang sesuai dengan kriteria dan standar perusahaan. Harus dipastikan ketersediaan bahan baku mentah memenuhi permintaan perusahaan sehingga tidak menimbulkan masalah pada proses selanjutnya.

  • Supplier

Bahan baku mentah yang sudah memenuhi syarat perusahaan dikirim ke supplier yang kemudian dijual kembali dalam jumlah besar ke berbagai perusahaan yang membutuhkan untuk produksi barang atau jasa.

  • Manufaktur

Sesampainya di manufaktur, bahan baku mentah tersebut diolah hingga menjadi produk jadi. Kemudian dilakukan pula pengujian produk sehingga lolos uji kualitas, lalu produk jadi yang lolos uji kualitas akan didistribusikan ke konsumen.

  • Distributor

Distributor bertugas mendistribusikan produk ke seluruh area target. Biasanya distributor tidak menyalurkan barang langsung ke konsumen akhir, namun ke pedagang ritel terlebih dahulu.

  • Ritel

Pengusaha ritel memegang kendali penuh untuk urusan pemasaran produk. Pihak ritel ini yang langsung berinteraksi dengan konsumen akhir dan menjual produknya langsung ke konsumen akhir.

  • Konsumen

Setelah melalui 5 langkah sebelumnya, produk akhirnya pun sampai di konsumen akhir. Pihak konsumen ini yang kemudian akan menentukan demand produk selanjutnya. Setelah berada di tangan konsumen, siklus supply chain ini kembali berputar mulai dari bahan baku mentah untuk produksi.

Dalam penerapannya, SCM memiliki 4 model yaitu model make-to-stock terintegrasi, model build-to-order, model penambahan berkelanjutan, dan model perkumpulan channel. Contohnya, Starbuck menerapkan model make-to-stock terintegrasi. Model ini melacak permintaan konsumen secara real-time, sehingga inventaris bisa diproses dan distok ulang secara efisien. Data yang didapat secara real-time juga dapat digunakan untuk mengembangkan dan memodifikasi rencana produksi dan penjadwalan. Starbuck menggunakan beberapa channel distribusi ― tidak hanya menjual minuman kopi ke konsumen tetapi juga menjual biji kopi dan juga bubuk kopi untuk bisnis yang lebih besar lintas industri. Starbuck sukses mengintegrasi semua sumber dari permintaan dengan menggunakan sistem informasi otomatis untuk manufaktur. Sistem ini melingkupi perencanaan, manufaktur, penjadwalan, dan kontrol inventaris.

Peran Software SCM

Beberapa masalah bisa muncul dalam pelaksanaan SCM. SCM harus bisa mengontrol area jaringan distribusi mulai dari jumlah, lokasi, supplier fasilitas produksi, pusat distribusi, pergudangan, dan konsumen. Untuk melaksanakan proses supply chain ini, dibutuhkan sebuah strategi sehingga bisa lebih efektif dan efisien. Oleh karenanya, dibutuhkan teknologi terintegrasi atau software sehingga proses distribusi dapat berjalan dengan lancar. Dengan bantuan software distribusi, informasi harga distribusi, inventaris, dan juga masalah transportasi bisa terlaksana dengan lancar. Salah satu software distribusi yang bisa Anda gunakan demi kelancaran proses SCM perusahaan Anda yaitu Sidig. Pelajari selengkapnya dengan mengunjungi https://sidig.id/

WeCreativez WhatsApp Support
Kontak kami melalui Whatsapp
👋 Halo,ada yang bisa kami bantu?